Di era digital seperti sekarang, ancaman keamanan siber semakin nyata. Salah satu yang paling mengerikan bagi pengguna komputer, baik personal maupun perusahaan, adalah file yang terkunci akibat infeksi ransomware. Kasus ini tidak hanya sekadar file tidak bisa dibuka, tapi juga sering kali diikuti dengan permintaan tebusan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bagi Anda yang pernah mengalami kondisi ini, tentu tahu betapa paniknya perasaan saat semua file penting---baik itu dokumen kantor, foto kenangan, hingga data proyek---tiba-tiba tidak bisa dibuka. Ketika file terkunci dan hanya menampilkan pesan aneh dengan nama ekstensi yang berubah (misalnya .locked, .cryp1, .abc, atau lainnya), bisa dipastikan perangkat Anda telah terinfeksi malware ransomware berlapis.
Artikel ini akan membahas tuntas bagaimana file bisa terkunci karena malware, mengapa metode tradisional tidak bisa mengatasinya, serta solusi teknis melalui pembuatan kunci dekripsi khusus yang dapat membuka file tanpa harus membayar tebusan.
1. Apa Itu Malware Berlapis dan Ransomware?
Malware berlapis adalah jenis perangkat lunak jahat yang terdiri dari lebih dari satu teknik infeksi dan pelindung. Dalam konteks ransomware, ini berarti file tidak hanya dienkripsi satu kali, tetapi bisa berulang kali dengan metode berbeda untuk menghindari deteksi dan analisa.
Ransomware sendiri adalah jenis malware yang mengenkripsi file di komputer korban dan menuntut tebusan (biasanya dalam bentuk mata uang kripto seperti Bitcoin) agar file dapat dibuka kembali. Beberapa ransomware bahkan mengunci seluruh sistem, bukan hanya file, dan menyisakan satu layar pesan berisi instruksi pembayaran.
Contoh nama ransomware populer: