Mohon tunggu...
Realita AprilianaPutri
Realita AprilianaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - untuk membagikan artikel

mahasiswa IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan di Masa Pandemi

31 Juli 2021   10:17 Diperbarui: 31 Juli 2021   10:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Dimasa Pandemi

            Sudah satu tahun lebih warga negara Indonesia mengalami pandemi covid19. Pandemi yang melanda Indonesia menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa. Banyak kegiatan yang  harus berhenti untuk mencegah penularan virus covid19 ini. Akses jalan antar kota, mall, sekolah, tempat wisata ditutup untuk sementara waktu. Sistem perekonomian,pendidikan, interaksi sosial, dan kegiatan masyarakat lainnya juga terganggu semenjak adanya virus ini. Sehingga membuat pemerintah mengeluarkan  kebijakan baru untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat dimasa pandemi. Disamping itu,pemerintah juga sudah  berupaya agar dapat memutus rantai penularan virus covid19. Banyak upaya yang telah dilakukan salah satunya adalah wajib memakai masker saat keluar rumah. Bukan persoalan yang mudah bagi pemerintah dalam menghadapi pandemi covid19.

Merubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru membuat tantangan tersendiri bagi pemerintah. Pasalnya banyak kebijakan-kebijakan yang ditentang oleh masyarakat. Padahal pada dasarnya pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan penuh pertimbangan. Salah satunya adalah dalam sektor pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, juga mengutarakan bahwa pandemi ini mengakibatkan krisisnya kesehatan ekonomi dan pembelajaran diindonesia.

Salah satu kebijakan pemerintah dalam sektor pendidikan adalah dikeluarkannya kebijakan pendidikan jarak jauh atau yang sering disebut dengan daring. Pembelajaran secara daring ini merupakan pembelajaran yang berlangsung tanpa bertatap muka melainkan melalui teknologi yang dihubungkan dengan jaringan internet. Pembelajaran secara daring ini juga membuat persoalan baru di masyarakat. Khususnya para orang tua yang masih memiliki anak yang sedang menempuh pendidikan.

 Adapun hal yang harus dipersiapkan dalam keberlangsungan pembelajaran secara daring ini, seperti harus memiliki jaringan internet yang stabil,teknologi yang memadahi, dan aplikasi-aplikasi seperti zoom,google,youtube, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut manjadi persoalan tersendiri bagi siswa yang tinggal didaerah plosok dan kurang mampu. Banyak dari mereka yang uangnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga mangakibatkan banyak anak yang tertinggal pelajarannya. Siswa juga mengeluh karena banyaknya tugas yang diberikan belum lagi materi yang disampaikan oleh guru juga sangat sedikit.

Dilansir dari kompas.com dalam wawancara  salah satu siswa di SMA Kartika Sari, Lenteng Agung, Jakarta Selatan bahwa pembelajaran secara daring ini banyak masalah yang dihadapi baik dari sisi kuota paket internet, smartphone, dan laptop. Ditambah lagi menggunakan aplikasi dengan koneksi internet yang harus lancar. Banyak juga orang tua siswa yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Nida juga mengutarakan bahwa pembelajaran secara daring tidak maksimal dan banyaknya pemberian tugas dan juga materi.

Selain siswa banyak orang tua yang mengeluh dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini. Dikarenakan anak menjadi malas belajar dan malah main game terus menerus.Dilasir dari channel youtube Ibnuaqilmedia yang berjudul Tanggapan Orangtua Siswa Mengenai Pembelajaran Daring "Kalau belajar online satu masalah peket datanya kedua itu mending tatap muka  dari pada daring karena anak lebih leluasa untuk bertanya, lebih paham terus kalau daring juga masalahnya anak kadang itu  cepat bosen," ujar salah satu orang tua murid dalam vidio.

Selain memiliki dampak kurang baik dimasyarakat pembelajaran secara daring juga memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah siswa lebih banyak waktu bersama keluarga. Bagi orang tua akan lebih dekat dengan anaknyadan juga mempermudah pengawasan orangtua terhadap apa yang dilakukan oleh anaknya. Siswa juga dilatih secara mandiri untuk mencari tahu sendiri tetang materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dari pada saat sekolah tatap muka. Siswa juga belajar apa arti kejujuran seperti mengerjakan ulangan dengan kemampuan sendiri tanpa melihat dari google atau situs lain. Banyaknya waktu dirumah juga membuat siswa belajar mengatur waktunya agar lebih produktif meski dirumah saja.

Dilihat dari banyaknya pendapat dari sebagian masyarakat dan siswa bahwa pembelajaran secara daring ini memberatkan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dan tinggal di plosok desa.Tetapi disatu sisi pembelajaran secara daring ini juga memiliki banyak manfaat khususnya untuk siswa. Pemeritah juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk memutus tali penyebaran virus covid19 ini. Pembelajaran secara daring adalah hal paling efektif untuk saat ini.Untuk menyikapi masyarakat yang kesulitan memperoleh pelajaran pemerintah telah menayangkan materi pembelajaran di media televisi. Jadi, tidak ada lagi alasan bahwa pebelajaran daring tidak efektif. Dikarenakan kesehatan warga negara Indonesia tetap nomor satu untuk saat ini. Kita sebagai warga negara yang baik harus selalu menaati protokol kesehatan agar pandemi ini cepat berlalu dan kita dapat melakukan aktivitas seperti semula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun