Mohon tunggu...
Ready Brahmana Yudha
Ready Brahmana Yudha Mohon Tunggu... Menebar Inspirasi dengan Narasi, Berbagi Ilmu dengan Cerita.

Automotive Profesional | Penulis Amatir Artikel, Cerpen dan Novel | Politisi

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mimpi yang Tertunda: Kegagalan Indonesia Menuju Piala Dunia 2026, Sebuah Cermin Kebutuhan Akan Fondasi Sepak Bola Sejati

12 Oktober 2025   08:23 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Sumber: Dibuat Penulis Menggunakan AI)

Liga adalah pabrik utama untuk pemain timnas. Kualitas liga harus ditingkatkan, baik dari segi infrastruktur lapangan, manajemen klub yang profesional, hingga regulasi yang memaksa klub memberi ruang lebih besar bagi pemain muda lokal. Jadwal kompetisi yang ideal, wasit yang berkualitas, serta persaingan yang ketat dan bersih adalah kunci untuk menghasilkan pemain yang matang dan siap menghadapi tekanan internasional.

3. Metode Kepelatihan yang Terstandarisasi:

Perlu adanya standarisasi dan sertifikasi kepelatihan yang ketat, terutama di tingkat akar rumput. Federasi harus memastikan bahwa pelatih-pelatih di seluruh Indonesia, dari tingkat desa hingga klub profesional, mengajarkan fundamental yang seragam dan selaras dengan visi jangka panjang tim nasional.

Kesimpulan

Mimpi Piala Dunia 2026 telah usai. Indonesia memiliki talenta, gairah, dan dukungan suporter yang luar biasa. Namun, kompetisi kelas dunia menuntut lebih dari itu; ia menuntut sistem.

Naturalisasi dan pelatih top adalah jembatan yang baik untuk melewati masa transisi, tetapi bukan fondasi yang kokoh. Jika Indonesia benar-benar ingin menjadi peserta reguler di Piala Dunia, kita harus berinvestasi pada sistem pembinaan yang baik, metode kepelatihan yang menyeluruh di semua tingkat usia, dan sistem liga profesional yang kompetitif. Hanya dengan pondasi yang kuat, Tim Garuda akan mampu terbang tinggi, tidak hanya mengandalkan bakat impor, melainkan kekuatan dari sumber daya sendiri.

Ready Brahmana Yudha 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun