Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Utopia Ngeri Bukan Teori

6 Juli 2019   21:02 Diperbarui: 6 Juli 2019   21:04 12330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara, defisit anggaran hanyalah selisih antara uang kartal yang diambil kembali pemerintah (pajak) dan yang diterbitkan oleh pemerintah (belanja publik). Selain itu, defisit anggaran dapat didanai oleh surplus tabungan baru dalam bentuk obligasi pemerintah. Sehingga, defisit anggaran merepresentasikan surplus tabungan yang ada dalam masyarakat.

Terlihat sangat ideal, bukan? Tetapi, idealisme ini terbentuk oleh keengganan para pendukung MMT untuk melihat kenyataan ekonomi. They won't take economic realities into account. Mereka seperti hidup dalam sebuah utopia. Sebuah negeri dongeng di mana pemerintah adalah Doraemon dengan kantong ajaib. Rakyat menjadi bagai Nobita yang selalu mengandalkan Doraemon.

Tentu saja, tidak ada Doraemon dalam dunia nyata. Tidak pernah ada juga negeri utopia di Bumi. Kita harus melihat dan menghadapi kenyataan ekonomi yang ada di zaman ini. Bagaimana kenyataan tersebut?

Ketika pemerintah memutuskan untuk belanja publik besar-besaran, defisit anggaran pasti melebar. Melebarnya defisit anggaran pasti memiliki dua dampak besar. Pertama, menaikkan suku bunga pinjaman yang berlaku di pasar. Kedua, terjadi depresiasi terhadap mata uang yang diterbitkan pemerintah tersebut.

Bunga di pasar mengalami kenaikan karena permintaan sektor publik terhadap "surplus tabungan" di pasar uang meningkat tajam. Sehingga, bunga yang berlaku di pasar semakin tinggi. Ketika bunga semakin tinggi, biaya yang dibayarkan sektor swasta atas pinjamannya semakin besar. Akhirnya, pinjaman baru dari sektor swasta menurun. Berikut dengan investasi dan performa ekonominya.

Sementara, dampak yang kedua sangat terkait dengan the law of scarcity. Semakin langka sesuatu, semakin mahal harganya. MMT justru membuat uang semakin tidak langka, sehingga nilainya terdepresiasi. Ketika depresiasi terjadi, investor kehilangan kepercayaan kepada mata uang tersebut. Hilangnya kepercayaan ini dapat menurunkan investasi masuk ke dalam negeri.


Jadi, surplus tabungan terjadi bukan karena peningkatan tabungan, tetapi semata-mata karena menurunnya investasi swasta di dalam negeri. The public sector enlarged, the private sector shrunked. Itulah yang dilakukan oleh MMT.

Padahal, investasi swasta adalah penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Ketika kebijakan yang berlandaskan MMT mengurangi investasi swasta, pertumbuhan ekonomi pasti menurun. Menurunnya pertumbuhan ekonomi membuat penciptaan lapangan kerja lebih sedikit. Lebih sedikitnya lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi menurunkan penerimaan pajak pemerintah.

Penerimaan pajak yang berkurang membuat keuangan pemerintah kembali defisit di tahun berikutnya. Kembali lagi ke titik awal beserta dampaknya. Akhirnya, perekonomian secara makro menjadi seperti karosel yang berputar tanpa ujung. Terus saja mandek disitu tanpa pertumbuhan yang berarti.

Kesimpulannya, Modern Money Theory adalah sebuah konsep ekonomi berbahaya yang harus kita lawan. Banyak sekali fakta-fakta ekonomi yang diacuhkan oleh para ekonom yang merancangnya. Sehingga, konsep MMT hanya mampu menjadi legitimasi utopis bagi big government spending programs dari kandidat sosialis-populis. Bukan sebuah teori ekonomi yang berlandaskan prudence.

"The attempt to create heaven on earth invariably produces hell," tandas Karl Popper. MMT adalah salah satu utopia mengerikan tersebut. Jangan sampai perekonomian kita kena jebakan batman yang satu ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun