Mohon tunggu...
Rahma Dian
Rahma Dian Mohon Tunggu... Guru - Love writing and reading

Do something good it will be good for us. twitter: @dradikta | IG: dradikta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Song in Story: Cinta Sendirian

12 November 2018   10:31 Diperbarui: 12 November 2018   10:34 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terinspirasi dari lagu Kekasih Bayangan yang dipopulerkan oleh Cakra Khan

"

Aku tahu engkau, sebenarnya tahu. Tapi kau memilih seolah engkau tak tahu. Kau sembunyikan rasa cintaku dibalik topeng persahabatanmu yang palsu. Kau jadikan aku kekasih bayangan untuk menemani saat kau merasa sepi. "   _Kekasih Bayangan-Cakra Khan_

 

Memandangi tanah basah lewat jendela merupakan pemandangan paling adem. Mata merekam situasinya, hujan telah usai, bau basah dan dinginnya udara memberi hadiah, tubuhku pun menerima tanpa kesombongan. Dulu, hujan itu membawa kenangan bagus tapi.....sekarang semua sepi. Sepi, seperti rumah kosong tanpa penghuni nyata, hanya kumpulan kenangan. Maksudnya? Aku sendiri dan kecewa sendirian.

"Jovita...nonton yuk...aku punya tiket gratisan!" Melebihi kata sering Arsen ngajak aku buat nonton. Dan tak pernah ada penolakan. Tapi tiba -- tiba jiwaku tak mau menerima. "Maaf, kamu pergi bareng Diara aja ya! Aku lagi banyak tugas...," Ku tinggalkan Arsen dengan sejumlah senyuman.

 Hari ini aku memutuskan meninggalkan apapun tentang Arsen. Sudah cukup pria penggila kemeja polos itu dekat denganku. Aku semakin sesak, tak mampu bernafas. Semua rasa manis itu menumpuk, aku tak mau diabetes, aku tak mau sesak. Kalau Arsen merasakan apa yang ku rasa, aku akan teriak bahagia kalau perlu pakai TOA kampus. Tapi kalau "Nol" rasa itu hanya jadi teman baik sampah, aku akan sakit sendirian.

Ngopi sendiri itu seperti tertinggal di dalam hutan dan menginap berhari - hari tanpa mandi, asemmm banget. Memang sendiri itu sakit. Eh...tapi di kafe ini bukan aku aja yang sendiri tapi mereka fun, gembira aja. Ohh..mungkin mereka pejuang wifi. Hihix...Lalu aku pejuang apa?

"Aku udah jadian sama Diara," binar itu tersaji tepat di depan mataku. Arsen jadian dengan Diara. Lalu....aku masih memeluknya, aroma kayu manis dan mint masih kurasakn. Arsen kupeluk seerat mungkin karena ini kali terakhir setelah ini pasti Diara yang melakukan itu. Pipiku memanas, air mata tak terasa sudah jatuh, sedikit terisak hingga,"Jov, kamu sakit?" Arsen memegang pipiku dengan kedua tangannya. "Aku baik -- baik saja, aku pulang dulu dan selamat semoga langgeng," aku meninggalkan kafe. Sudah berasa seberapa hancur? Remukkk...

Hujan membasuh semuanya termasuk aku. Bau basah memenuhi aliran darah. Sampai rumah kuputuskan membungkus semua tentang Arsen. Sudah terlalu banyak barang yang pria itu kasih. Kami barengan sejak SMP hingga kini kuliah. Sekian lama, ternyata aku hanya cinta sendirian. Okeh...semua sudah masuk kardus, aku ingin mengembalikan semuanya. Dengan begitu nama Arsen akan hengkang pelan - pelan. Parjo, satpam rumah sudah meluncur mengatarkan seluruh barang pemberian Arsen.

Dua jam kemudian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun