Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memori Ramadan di Masa Kecil

29 Maret 2023   21:45 Diperbarui: 29 Maret 2023   22:18 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : bola.com

Puluhan tahun berlalu, tapi beberapa memori masa kecil di bulan puasa anehnya masih saja melekat di otak dan pikiran, kenangan-kenangan yang sederhana namun membekas dan terkadang tersenyum sendiri kala mengingatnya.

Kenangan pertama adalah saat disuruh orangtua membeli es batu di tetangga yang masih masuk hitungan keluarga, rumahnya di samping langgar alias musholla.  Jaman dulu memang tak semua rumah punya lemari es, jadi kalau ingin minuman yang dingin kudu membeli es batu di tempat yang biasa menjualnya.

Di tengah jalan, sebagian kecil ujung plastik es batu sedikit mencair, rasanya begitu menggoda, akhirnya digigitlah dan menikmati sedikit air dingin yang mengucur, rasanya nikmat sekali. Yaiyalah, apalagi pas hari sedang masih terasa panas.

Kejadian kedua adalah saat siang di bulan ramadhan yang panasnya biasa, kebetulan di rumah abah membeli kipas angin berbentuk kotak yang ada tempat airnya.  Jadi kalau mode embun dinyalakan, yang keluar dari kipas tak cuma angin, tapi sekaligus embun air, dan tentu saja kembali terasa segar sekali di siang yang terik.  Entah batal atau tidak, yang jelas segar sekali tiduran di depan kipas angin canggih itu, apalagi hembusan angin dan embun itu diposisikan agar tepat menghantam kepala. Segar betul.

Kenangan ketiga adalah saat menjelang pemilihan kepala desa, saya saat itu tidak mengerti kenapa sehabis sholat tarawih disuruh berbaris di depan langgar.  Kemudian oleh salah seorang paman yang sepertinya salah satu calon kepala desa pula, rajin membagikan uang logam seratus rupiah kepada setiap anak-anak yang berbaris membentuk lingkaran.  Begitu terus selama satu bulan penuh, sampai akhirnya uang yang dikasih itu ditabung, dan sehari sebelum lebaran tabungan dari uang yang dikasih tersebut bisa dibelikan selembar baju baru.

Cuma yang ngasih uang waktu itu juga iseng, katanya siapa yang saat pembagian uang ada yang kentut, maka cuma dikasih setengahnya alias limapuluh rupiah saja.  Sialnya ada satu orang sepupu yang rupanya tak bisa menahan buang angin saat pembagian duit, maka apa boleh buat, dia cuma bisa misuh-misuh saat menerima uang logam limapuluhan di genggaman.

Selanjutnya masih terkait dengan sholat tarawih adalah kala sholat di musholla yang tak seberapa jauh dari rumah, jumlah total rakaat tawarih dan witirnya adalah 23, memang biasa begitu di kampung saya.  Tentu saja memilih di musholla karena bacaan imamnya relatif jelas dan tak begitu lama.  Beda jika di masjid, selain agak jauh, anak-anak hapal bila ada seorang imam yang suka memilih bacaan yang panjang dan suka lama saat membacanya.  Yang menyenangkan tentu saja saat bisa berteriak amiiiiin keras-keras dan panjang sesaat setelah surah Al Fatihah dibacakan imam.  Sesederhana itu hiburan masa kecil, ya.

Kenangan kelima adalah, kesenangan saat jajan sesaat setelah sholat magrib.  Menyeberang jalan cuma demi membeli kacang goreng yang dibungkus dengan kertas koran yang dibentuk seperti cone.  Terkadang kacang tanah goreng biasa, kadangkala kacang ayam-demikian kami menyebut kacang yang bentuknya lebih kecil dan sedikit lebih keras dibanding kacang tanah.  Entah apa nama kacang itu dalam bahasa Indonesia dan Latinnya.

Kenangan terakhir adalah saat akhir bulan ramadhan, masa-masa yang paling menyenangkan, karena di hari terakhir itulah biasanya saya dan adik-adik mendapatkan jatah baju baru, walaupun cuma selembar baju kaos yang sederhana, tetap saja rasanya menyenangkan mencium wangi kain yang baru.  Teramat sangat menyenangkan, karena memang nyatanya cuma di saat menjelang lebaran itulah kami mendapatkan baju baru, ya cuma setahun sekali dibelikan baju baru rasanya mewah sekali.

Makanya jika masih ada yang mempertanyakan urgensi baju baru di hari lebaran, bagi saya itu adalah kenangan terindah di masa-masa dimana baju baru adalah benda mewah yang akan saya pakai saat subuh tiba di hari lebaran. Momen langka yang mungkin tak semua orang merasakan sensasinya.  Hal penting yang cuma akan saya dapatkan di hari terakhir ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun