Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pamer Sudah Naluri, Tak Perlu Himbauan untuk Itu

12 Maret 2023   08:32 Diperbarui: 12 Maret 2023   08:33 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari shopbritto.com

Beberapa kali saya bilang sama kawan-kawan, bahwa sosial media diciptakan memang untuk pamer, memamerkan segala-gala bentuk pencapaian, baik harta, benda, prestasi atau hal remeh-temeh, apapun.

Jadi, rasanya aneh hanya gara-gara kasus memalukan oh, lebih tepatnya kasus tak tahu malu yang menimpa anak muda yang menganiaya temannya, yang berimbas dan merembet ke orangtuanya yang ternyata seorang pejabat sebuah instansi yang cukup mentereng dari ikhwal nama kementeriannya.

Kejadian tersebut merembet lagi ke urusan lain-lain, terkait penemuan jumlah kekayaan sang pejabat yang fantastis dan sungguh tidak logis, dan tentu saja berlanjut ke arah penyangkalan-penyangkalan.  Akhirnya salah satu petinggi "menghimbau" agar jajarannya tidak pamer harta.

Lucu lho kata yang digunakan, "menghimbau".  Itu artinya boleh saja memiliki harta sebanyak-banyakny dengan cara apapun, asal tidak dipamerkan ke publik, begitu kan logikanya?  Alih-alih menyelidiki akar masalah, ataupun darimana sumber-sumber pendapatan seorang pegawai hingga hidup mewah, malah menghimbau untuk tidak pamer.

Pamer harta kekayaan atau hal apapun itu terkait moral dan pribadi, dan itu hak semua orang kok untuk memamerkan apapun yang dimilikinya, atau apapun pencapaiannya.  Tinggal para penonton saja lagi yang harus dihimbau agar ikhlas dan berlapang dada atas pencapaian dan kesuksesan orang lain, atau malah sekalian dijadikan motivasi biar bisa hidup lebih sejahtera.

Apalagi seperti di paragraf awal di atas, bahwa sekarang media untuk pamer pun sudah ada, panggung telah disediakan, apa salahnya jika dipergunakan oleh user-nya dengan berbagai tujuan dan yang dipamerkan pun beragam.  Berbagai konten tersedia di sana, dari pamer menu sarapan dan makan siang, pamer kendaraan, pamer tempat berlibur, pamer senyuman kawan dan keluarga.  Rasanya itu tak apa-apa.

Baru menjadi apa-apa jika semua yang dipamerkan ternyata didapatkan dengan cara yang tak wajar, walaupun juga tidak menjadi masalah karena toh memamerkan miliknya sendiri, terlepas dari cara pencapaiannya tersebut.

Terkait himbauan untuk tidak tampil bermewah-mewah di media, sungguh klise sekali, sih.  Salah persepsi jika itu dianggap pamer kemiskinan, sederhana itu tak sejajar dengan miskin.  Apalagi batasan sederhana toh juga tidak begitu jelas, hanya terkait norma kepantasan saja.

Sudahlah, jika ada yang menyalahgunakan kekuasaan demi menguras harta yang bukan haknya, tinggal diselidiki saja sesuai peraturan yang berlaku, soal tampil bagus di media, itu beda soal.  Biarkan saja, malah harus dianjurkan, jadi apabila menemukan hal yang dianggap di luar batas kewajaran, bukankah malah bagus untuk dijadikan bahan penyelidikan.  Atau jangan-jangan himbauan agar pejabat tak tampil berlebihan itu disampaikan untuk menutupi kebobrokan yang telah terjadi secara sistematis agar masyarakat tidak curiga? Omo..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun