Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Kafe, Teh, Buku, dan Mimpi

9 Desember 2022   22:09 Diperbarui: 10 Desember 2022   12:09 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://lengrant.bigcartel.com/product/fig-sparrow-cafe-with-red-bike

"Mungkin aku akan pensiun dini, lalu membuka kafe kecil, jualan teh dan kue roti mungil, dengan rak buku berisikan novel favoritku, sementara di sudut depan ada bengkel sepeda"

Begitu katamu saat aku tanya rencanamu sepuluh tahun ke depan, wajahmu memerah bersemangat, sambil menghirup teh tawar panas kesukaanmu.

"Kamu sendiri, bagaimana?" Balik bertanya. Sedikit tergagap aku membalasnya.

"Sepertinya aku bakal akan terus menulis, menyelesaikan novelku yang tak kunjung usai, ya begitu saja.  Sederhana sekali, ya?" Seakan-akan aku meminta pendapatnya.

Dirimu hanya mengangguk takzim, sementara tanganmu masih asik memasukkan ban dalam ukuran dua puluh enam ke dalam ban luar, sembari merapikannya.  Sebentar saja sebelum mengambil pompa yang ada di dekat kakiku.

Sepeda merah dengan keranjang di depanku memang kempes, bocor entah tertembus paku atau apa, yang jelas katamu robeknya cukup besar sehingga tak mungkin ditambal, lagian jarang ada yang bisa menambal ban sepeda, katamu lagi.

Kebetulan, kempesnya ban tepat beberapa puluh meter di mulut komplek, saat aku berniat mengembalikan buku Carl Jung yang aku pinjam sudah sebulan lebih.  Selebihnya aku duduk di dekatmu, sembari meminum teh chamomile hangat dengan sedikit gula, yang tanpa aku minta sudah kamu buatkan begitu saja.  Selalu begitu.

Kamu yang selalu hapal apa saja kesukaanku, termasuk sepotong roti sarikaya yang entah kenapa juga dirimu bisa memiliki stoknya, terhidang rapi di atas pisin berwarna hitam, warna favoritku.

"Sudah, beres" Katamu tiba-tiba. "Untungnya kemarin pas baru beli ban dalam ukuran kecil, jadi bisa langsung dipasang" Jelasmu kemudian tanpa diminta.

"Terus, kalau dipasang, gimana dong?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun