Setelah beberapa cagar budaya berupa candi dipegang oleh perusahaan, tepatnya PT. Taman Wisata Candi, otomatis pengelolaan secara komersil berimbas pada harga tiket masuk yang bisa dibilang cukup mahal. Â Apalagi semenjak ada kebijakan baru semenjak pertengahan tahun ini, tiket masuk menjadi Rp 750 ribu per orang untuk wisatawan lokal hanya untuk menaiki Candi Borobudur di Magelang.
Bahkan untuk sekedar masuk kawasan candi dikenakan biaya Rp. 50.000,-. Â Tapi apalah serunya kalau cuma sampai pelataran dan hanya memandang puncak stupa dari jauh.
Memang katanya ada tujuan konservasi budaya agar candi tetap terjaga, tapi tetap saja rasanya sedikit mangkel mau nengok warisan budaya nenek moyang sendiri aja harus bayar sebegitu mahal. Â Toh, selama ini tak ada masalah dengan bangunan candi sebelum menjadi objek komersil.
Untunglah, untuk mengobati  rasa penasaran terhadap bangunan purbakala, masih ada banyak candi di sekitar Jogja yang bisa dikunjungi tanpa perlu bayar mahal bahkan gratis, palingan perlu keluar uang untuk bayar parkir.  Itu karena banyak candi yang masih dibawah pengelolaan Balai Pelestarian Cagar Budaya. Â
Candi-candi yang tak kalah unik dan menarik untuk dikunjungi itu antara lain:
Candi Kalasan
Banyak yang tidak ngeh akan keberadaan candi ini. Â Padahal lokasinya tak jauh dari jalan raya. Â Sangat dekat dengan lokasi candi Prambanan dan sesuai dengan namanya, candi Budhha ini masuk wilayah Kecamatan Kalasan.
Candi Sari
Bentuknya seperti rumah bertingkat dua, konon dulu digunakan sebagai tempat belajar para biksu. Â Candi yang cukup besar ini posisinya tak begitu jauh di utara Candi Kalasan, lokasinya juga sangat dekat dengan jalan raya Solo-Yogyakarta.
Candi Sambisari
Candi ini juga masuk di Kecamayan Kalasan, juga tak jauh dari jalan raya, posisinya sebelah barat candi Prambanan.
Candi ini unik karena posisinya berada di bawah permukaan tanah, konon karena dulu tertimbun abu Gunung Merapi dan di atasnya sempat menjadi kebun jagung.
Candi Kedulan
Candi yang berada di utara candi Prambanan ini juga mirip drnhan Sambisari, lama berada di bawah permukaan tanah hingga sempat dijadikan kolam ikan okeh warga setempat.
Untunglah candi utamanya mulai dipugar sejak tahun 2017. Â Di candi Kedulan juga banyak terlihat reruntuhan bebatuan candi lainnya, tapi mungkin perlu waktu untuk mengungkapnya karena masuk area persawahan warga
Candi Plaosan
Terdiri dari dua candi yang nyaris identik sehingga sering pula disebut dengan candi kembar. Â Candi Budha ini berada di timur laut candi Prambanan, sore hari adalah waktu yang tepat untuk mengunjunginya karena sunset menjadi latar yang bagus untuk objek fotografi. Â Tak heran seringkali banyak yang mampir saat sore menjelang untuk mengabadikan keindahan pemandangan sekitar situ.
Candi Ijo
Ini adalah komplek candi yang letaknya di ketinggian, makanya sering disebut sebagai candi dengan lokasi tertinggi di sekitar Jogja, letaknya di tenggara Candi Ratu Boko. Â Jika jalan-jalan ke lokasi wisata Tebing Breksi, maka tak jauh dari situ ke arah timur akan menemukan candi yang unik ini.
Elevasinya yang cukup tinggi menjadikan salah satu tujuan sepedaan bagi yang suka dengan tanjakan
Candi Barong
Candi ini letaknya agak tersembunyi tapi tak jauh pula dari Tebing Breksi dan Candi Ijo, bagi yang suka blusukan pasti bakal menikmati dengan keheningan yang tercipta dari suasana sekitar candi.
Candi Abang
Candi yang sepintas cuma seperti bukit ini adanya di Kecamatan Berbah, arah selatan dari Candi Kalasan. Â Di puncak bukit itulah ada terdapat reruntuhan Candi Hindu yang berbahan batu bata merah. Â Dari situlah namanya berasal.
.
Menariknya semua candi itu bisa didatangi dengan mudah karena posisinya cukup presisi di google maps, walau bisa dikunjungi dengan mobil, lebih menyenangkan mendatanginya dengan sepeda motor atau sepeda, karena terlalu sayang kalau tidak menikmati suasana pedesaan dan udara segar di sekitar candi-candi tersebut kalau cuma dari kendataan roda empat yang tertutup.Â
Selain itu interaksi dengan penduduk lebih menyenangkan dan terasa akrab jika harus turun dan bertanya-tanya dengan penduduk seandainya ragu dengan petunjuk di peta. Â Tentu saja jangan lupa turun dari motor atau sepeda sebelum bertanya, itu jauh lebih baik dan sopan.
Bagaimana, penasaran ingin mengunjunginya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H