Mohon tunggu...
R.Budi Ariyanto Surantono
R.Budi Ariyanto Surantono Mohon Tunggu... Wartawan, Pejuang Kemanusiaan, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan

Seorang Pembelajar Kehidupan. Sahabat, Pembina, Pendamping dan Pengasuh Anak Anak Yatim, Piatu, Dhuafa, Penyandang Disabilitas dan Anak Anak

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pekerja Kemanusiaan, Fitnah & Tuduhan Negatif

20 Februari 2025   17:51 Diperbarui: 20 Februari 2025   17:51 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: R.Budi Ariyanto Surantono (*)

"Gimana ya Bang, saya itu udah bekerja keras tanpa Pamrih, keluar biaya pribadi membantu orang lain. Tapi masih aja ada yang menuduh saya negatif", ungkap salah satu sahabat pejuang kemanusiaan sebut saja Bang Jaky.

"Ya memang begitulah Bang, fitnah, caci maki, prasangka buruk, tuduhan negatif adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang pejuang kemanusiaan", jawab saya.

"Makin tinggi level perjuangan kita, makin besar dan tinggi pula level tuduhan negatif yang akan kita terima. Tapi itulah cara Allah untuk meninggikan derajat kita (dimata Allah)", jawaban saya kepada Bang Jaky yang sedang gusar.

Sebagai Pejuang Kemanusiaan saya sangat paham resiko dan kondisi yang sedang dialami Bang Jaky dan para pejuang sosial kemanusiaan lainnya. Mereka susahi payah berjuang. Namun niat baik seringkali tidak mendapatkan tanggapan baik.

Saya sendiri juga merasakan hal yang sama. Sejak  2011 menjadi pejuang kemanusiaan, saya  juga  merasakan seperti apa yang dirasakan pejuang kemanusiaan lainnya.

Jauh jauh hari sebelum  terjun didunia sosial kemanusiaan saya  konsultasi dengan beberapa Ustadz, Kyai  dan para senior pengelola panti asuhan.

Hampir semua menyatakan "Jika ingin terjun di sosial kemanusiaan harus siap mental dengan fitnah, praduga jelek dan prasangka negatif dan ujian yang tidak pernah kita duga".

Bahkan seorang Kyai pemilik Pesantren Yatim bilang "nanti juga akan ketemu anak asuh yang kondisinya paling memprihatinkan, paling harus dikasihi namun  anak itu tukang bikin ulah yang paling menjengkelkan dibanding anak yang lain.  Disinilah mental dan kebijakan spiritual kita diuji", ujarnya.

Sepuluh tahun lebih menyelami kehidupan Sosial kemanusiaan akhirnya sayapun paham bahwa itulah "cara Allah" memberikan pahala dan menaikkan derajad kita dihadapan Allah Swt.

Kenapa dimata Allah, ya karena bisa saja kita akan dipandang rendah dimata manusia. Karena manusia tidak mampu memahami dan mengukur "kedalaman hati" kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun