Mohon tunggu...
Abdul Razaq
Abdul Razaq Mohon Tunggu... Aktivis Sosial dan Keagamaan

Memanfaatkan Hidup untuk Hidup Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyusun Dokumen Usulan yang Peka dan Berdampak: Suara Warga untuk Pembangunan yang Lebih Baik

17 Juni 2025   16:45 Diperbarui: 17 Juni 2025   16:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Koleksi LPMK Kelurahan Patehan, Jogja

 

Menyusun dokumen usulan yang peka dan berdampak adalah langkah awal menuju pembangunan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dalam konteks perencanaan pembangunan, usulan bukan sekadar daftar keinginan, melainkan cerminan dari kebutuhan nyata yang dihadapi warga setiap hari.

Usulan yang peka lahir dari proses mendengar, memahami, dan merasakan kondisi di lapangan, bukan hasil asumsi dari balik meja. Sementara itu, usulan yang berdampak adalah usulan yang dapat membawa perubahan positif, memperbaiki kualitas hidup, dan memberi manfaat jangka panjang bagi lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, penyusunan dokumen usulan harus dilakukan secara hati-hati, berbasis data, dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat agar setiap pembangunan yang dihasilkan benar-benar menyentuh akar persoalan dan mendorong kemajuan bersama.

Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah salah satu cara penting agar pembangunan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga. Lewat Musrenbang, masyarakat bisa menyampaikan apa yang mereka perlukan di lingkungannya, seperti perbaikan jalan, pengelolaan sampah, atau program pemberdayaan.

Selama ini, banyak warga yang merasa pembangunan sering tidak menyentuh kebutuhan sehari-hari mereka. Misalnya, ketika di satu kampung masih banyak anak kekurangan gizi, tapi yang dibangun justru taman atau gapura. Musrenbang ingin mengubah itu, agar yang diprioritaskan adalah hal-hal yang benar-benar berdampak langsung bagi kehidupan masyarakat.

Musrenbang dilakukan dari tingkat paling bawah, yaitu RT, lalu naik ke RW, Kampung, Kelurahan, hingga tingkat Kecamatan/Kemantren dan Kota. Setiap tingkatan ini punya peran penting. RT dan RW membantu menghimpun suara warga, lalu Kampung dan Kelurahan menyusun prioritas berdasarkan data dan kondisi lapangan.

Agar Musrenbang berjalan baik, semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi. Warga perlu aktif menyampaikan pendapat, sementara pemerintah bertugas menampung, memverifikasi, dan mengawal usulan agar bisa masuk ke program kerja. Kolaborasi antara warga dan pemerintah menjadi kunci suksesnya Musrenbang.

Namun, dalam praktiknya, Musrenbang tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa tantangan yang sering muncul, seperti kurangnya data yang akurat, dominasi dari kelompok tertentu, atau minimnya koordinasi antara RW dan kelurahan. Kadang, usulan yang masuk terlalu umum atau tidak jelas sehingga sulit direalisasikan.

Karena itu, penting sekali untuk menyusun usulan yang berbasis data dan bukti nyata. Misalnya, jika mengusulkan program pelatihan untuk pemuda, harus dijelaskan siapa pesertanya, berapa jumlahnya, dan apa manfaatnya. Data ini membuat usulan lebih kuat dan punya peluang lebih besar untuk diterima. Sebagai contoh Kelurahan NN, yang mengembangkan potensi lokal berupa batik jumputan. Mereka tidak hanya memproduksi batik, tapi juga menjadikannya sebagai daya tarik wisata. Warga dari berbagai latar belakang, termasuk lansia dan difabel---ikut terlibat dalam kegiatan ini, sehingga bukan hanya menghasilkan uang, tapi juga memperkuat kebersamaan.

Untuk membuat Musrenbang lebih efektif, kini digunakan berbagai alat bantu seperti peta digital kebutuhan kampung. Peta ini menunjukkan secara visual lokasi dan jenis kebutuhan warga, apakah itu air bersih, sanitasi, atau pendidikan. Ini sangat membantu saat diskusi warga, karena mereka bisa melihat langsung persoalan di wilayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun