Mohon tunggu...
Raymond Latumahina
Raymond Latumahina Mohon Tunggu... -

I write what I think, I talk what I feel.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Piotr Zielinski Bawa Polandia Akhiri Kutukan 36 Tahun

16 Agustus 2013   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13766476891898744832

[caption id="attachment_272648" align="aligncenter" width="600" caption="Piotr Zielinski (sumber foto: weszlo)"][/caption] Agenda FIFA dalam FIFA Friendly Match berhasil menyita perhatian publik sepakbola dunia. Kemenangan Argentina melawan Italia di Olimpico - Roma, hadirnya sang superhero Ricky Lambert di Stadion Wembley berkat lesatan golnya ke gawang Skotlandia dalam derby britani atau gol telat Cristiano Ronaldi dimasa injury time yang memaksa Belanda untuk bermain imbang. Semuanya memang seru dan menarik, mulai dari laga persahabatan yang tergolong unmainstream, derby hingga big match sekalipun. Tapi adakah dari kita yang menyadari bahwa ada sebuah ajang persahabatan lain yang jauh lebih dramatis. Pertandingan antara kedua negara yang tergabung dalam organisasi dunia NATO (North Atlantic Treaty Organization) ya, kedua negara itu adalah Polandia dan Denmark. Tak ada yang menarik dari pertandingan ini, bahkan jika penonton yang datang memenuhi PGE Arena Gdańsk di kota Gdańsk hanya datang untuk menyaksikan pilar utama dari skuat Polandia yang telah merasakan atmosfir Final Liga Champions Eropa bersama Borussia Dortmund yakni Robert Lewandowski dan Jakub Blaszczykowski atau menyaksikan kedua penjaga gawang tampan Artur Boruc dan Wojciech Szczesny.  Tak ada alasan lain dari pertandingan ini, selain melihat para pemain-pemain tampan dan muda dari kedua tim. Ternyata ada hal lain yang lebih menarik selain dari ketampanan pemain kedua negara ini, ya ini masalah sejarah pertemuan kedua negara dalam ajang sepakbola. Ini bukan masalah ambisi Polandia yang ingin menunjukan kepada dunia bahwa sepakbola mereka juga bisa berprestasi (selain menjadi tuan rumah Piala Eropa) dan Denmark yang ingin membuktikan bahwa Belanda saja bisa kami kalahkan, mengapa Polandia tidak? Sayangnya ini lebih dari sekedar gengsi di Piala Eropa 2012 semata, ini masalah kutukan The Dynamite (julukan, Tim Nasional Sepakbola Denmark)teruntuk sepakbola Polandia. Statistik mencatat kedua negara telah bertemu sebanyak 19 kali dan Denmark untuk sementara unggul dengan 11 kemenangan.

  • Polandia : 7 (menang), 1 (seri), 11 (kalah)
  • Denmark: 11 (menang). 1 (seri), 7 (kalah)

Sebuah catatan yang tak kalah jauh jika kita bandingkan duel Brasil dengan Argentina. Head to head kedua negara pun cukup menjanjikan untuk kalangan sepakbola semenjana ini. Sebelum laga terakhir 14 Agustus 2013, kedua negara terakhir kali bertemu pada tahun 2010 masih dengan tajuk yang sama, persahabatan. Statistik juga mencatat kedua negara ini lebih sering bertemu pada laga persahabatan dibanding laga resmi. Di laga resmi Polandia dan Denmark hanya bertemu sebanyak dua kali pada ajang Kualifikasi Piala Dunia tahun 1978 itupun dengan format home away.

Kualifikasi Piala Dunia 1978 Argentina

1st leg: Denmark 1 vs 2 Polandia

2st leg: Polandia 4 vs 1 Denmark

Hingga akhirnya Polandia yang berhasil meneruskan langkahnya untuk mencoba turnamen bergengsi, Piala Dunia. Lebih dari itu, kedua negara hanya bertemu pada ajang persahabatan semata yang tak ubahnya ajang pemanasan dan eksperimen pelatih. Bisa dikatakan pada tahun 1977 kala kedua negara ini bertemu untuk memperebutkan tempat selanjutnya demi mengarungi sengitnya Piala Dunia adalah titik awal kutukan Denmark terhadap Polandia. Ibarat Malin Kundang dalam mitos Indonesia yang menceritakan anak yang durhaka terhadap ibunya, ini juga terjadi pada Polandia dan Denmark yang bertindak sebagai ibunya. Denmark seakan-akan mengutuk dominasi Polandia kala kualifikasi itu. Bagaimana bisa Polandia mengalahkan Denmark dua kali beruntun, durhaka! Denmark seakan-akan telah mengutuk hasil 4 - 1 yang diraih Polandia kala kedua negara bertemu pada 2nd leg Kualifikasi Piala Dunia 1978. Rupanya kutukan itu lebih maut dan lebih terbukti dibanding kutukan dalam mitos Malin Kundang hingga akhirnya Polandia harus menjalani kutukan tidak pernah menang dari Denmark selama 36 tahun. Bayangkan saja saudara-saudara 36 tahun! Arsenal harus berterima kasih dengan adanya kutukan ini, pasalnya Arsenal hanya (baru) dikenai kutukan 8 tahun tanpa gelar. Jadi Arsenal tak perlu takut dengan 8 tahun tersebut. Bayangkan saja Anda selalu dibayangi sosok monster hitam dan keji selama 36 tahun yang tak pernah bosannya mengganggu segala ketentraman Anda dan membuat tidur Anda menjadi tak nyenyak selama 36 tahun dan berharap ada sosok Tuhan yang menyelamatkan Anda dari serangan dan gangguan monster itu. Bukan Lewandowski ataupun Blaszczykowski adalah Piotr Zielinski sosok Tuhan tersebut yang berhasil menyelamatkan Polandia dari monster bernama Denmark. Sepakan keras Piotr Zielinski ke gawang Denmark tak mampu dibendung Andersen yang bertindak sebagai penjaga gawang. Piotr Zielinski membawa Polandia unggul 3 - 2 dari Denmark feat kutukan 36 tahun. Sejatinya pertandingan kedua negara ini bisa dikatakan menarik, pasalnya kedua negara saling salip-menyalip skor. Mateusz Klich membawa skuat yang diasuh Waldemar Fornalik unggul 1 - 0 dimenit ke 5'. Christian Eriksen akhirnya mampu menyamakan kedudukan dimenit 18' (1 - 1). Tampil dengan dukungan 39 ribu rakyat Polandia, Polandia justru tertekan hingga akhirnya Martin Braithwaite membawa Denmark unggul 2 - 1 dimasa akhir turun minum. Skuat asuhan Waldemar Fornalik rupanya memanfaatkan waktu istirahat untuk mengembalikan performa 10 menit pertama yang mendominasi jalannya pertandingan. Hasilnya pun sangat luar biasa, Waldemar Sobota yang memanfaatkan kecerdikan Blaszczykowski membongkar pertahanan The Dynamite untuk mengirimkan umpan terukur yang berhasil mengelabui empat pemain Denmark di menit 59' dan membuat skor berubah 2 - 2. Gol Sobota rupanya berhasil menaikan mental dan moral pemain Polandia, semenit setelah gol kedua Polandia tersebut gilira Piotr Zielinski yang berubah menjadi sosok Dewa Maha Agung berkat golnya dimenit ke 60'. Zielinski sukses memanfaatkan kemelut yang terjadi didepan mulut gawang Andersen setelah salah satu pemain Polandia melakukan solo-run dan berhasil masuk ke titik 12, tanpa ragu Zielinski melesatkan tendangan yang bersarang ke jaring gawang Andersen. Hingga menit 90' skor tak berubah 3 - 2 bagi kemenangan Polandia. Ini lebih dari sekedar kemenangan persahabatan, Polandia berhasil menghapus kutukan 36 tahun tak pernah menang dari Denmark. Semua rakyat Polandia menyambut kemenangan ini, semua tumpah ruah memenuhi sudut jalan kota Warsawa layaknya pesta Juara Piala Dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun