Mohon tunggu...
Rayditya Milanio
Rayditya Milanio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Forensik Universitas Airlangga

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Serangga dalam Ilmu Forensik

16 April 2023   20:00 Diperbarui: 16 April 2023   19:57 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada zaman yang pesat ini perkembangan ilmu forensik juga sudah memiliki cabang ilmu yang bermacam macam dengan fungsinya masing masing, ilmu serangga atau entomologi juga menjadi salah satu ilmu forensik yang berkembang di Indonesia, terutama dalam penentuan waktu kematian seseorang, sehingga munculah ilmu entomologi forensik

Entomologi forensik merupakan salah satu ilmu yang membantu menyelesaikan masalah investigasi dengan memanfaatkan kondisi biologi dan perkembangan dari serangga atau arthropod lainnya yang ditemukan di dalam atau disekitar mayat manusia atau bangkai binatang, pengaplikasian yang biasa digunakan adalah pengestimasian dari Post Mortem Interval (PMI)

Setelah manusia atau hewan mati, dikarenakan peran mikroorganisme dan kondisi lingkungan yang ada disekitar mayat akan membuat mayat mulai membusuk,  yang menarik berbagai spesies serangga untuk mencari dan menjajah mayat tersebut. mayat pada waktu yang dapat diprediksi setelah kematian.

Waktu berlalu sejak kematian, atau interval postmortem (PMI), adalah masalah yang sangat penting dalam investigasi pembunuhan dan kematian sebelum waktunya lainnya. Informasi tersebut dapat membantu mengidentifikasi penjahat dan korban dengan menghilangkan tersangka dan menghubungkan orang yang meninggal dengan orang-orang yang dilaporkan hilang untuk waktu yang sama

Sekalipun penyebab kematiannya wajar, waktu kematiannya bisa saja implikasi penting untuk masalah hukum seperti warisan dan asuransi. Informasi penting seperti kapan almarhum terakhir terlihat hidup mungkin menunjukkan PMI semaksimal mungkin, tetapi ini hanya dapat terjadi jika dia telah diidentifikasi. Sering kali kondisi tubuh itu sendirilah yang harus memberi tahu kita kapan kematian terjadi

Entomologi forensik memiliki peran utama dengan menggunakan pola suksesi dan perkembangan serangga di dalam dan di atas mayat untuk memperkirakan waktu kematian. Saat ini, penentuan yang paling sering digunakan adalah estimasi PMI minimum (PMImin) berdasarkan tahap perkembangan serangga yang ditemukan pada jenazah.

Referensi

Anderson, G.S., Minimum and maximum development rates of some forensically important Calliphoridae (Diptera), J. Forensic Sci. 45 (2000) 824-832.

Browne, L.B., The role of olfaction in the stimulation of oviposition in the blowfly,Phormia regina, J. Insect Physiol. 5 (1960) 16-22.

Byrd J. H., J. L. Castner, Forensic Entomology: The Utility of Arthropods in Legal Investigations, second ed., Crc, London, 2009.

Catts, E.P., M.L. Goff, Forensic entomology in criminal investigations, Annu Rev Entomol. 37 (1992) 253-272.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun