Mohon tunggu...
Raya
Raya Mohon Tunggu... Freelancer

Raya Reflections: Life, Love, and Lessons

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Syahrini di Cannes 2025: Apakah Penghargaan UNESCO adalah Representasi Prestasi atau Strategi PR?

20 Mei 2025   10:14 Diperbarui: 20 Mei 2025   11:06 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syahrini, Red Carpet Cannes 2025 (Sumber: https://www.kompas.com/hype/read/2025/05/16/163736666/kemunculan-syahrini-di-cannes-film-festival-2025)

Festival Film Cannes selalu menjadi panggung bergengsi bagi para sineas dan pelaku industri kreatif dunia untuk memamerkan karya terbaik mereka. Namun, kehadiran Syahrini dalam festival tahun 2025 ini menarik perhatian publik bukan karena karya seni, melainkan penghargaan UNESCO yang diterimanya terkait program "Listen to Her Parole" yang dikaitkan dengan pemberdayaan perempuan. Pertanyaannya, apakah penghargaan ini benar-benar merefleksikan kontribusi nyata atau justru sebuah langkah strategis dalam membangun citra?

Penghargaan UNESCO: Antara Kontribusi Nyata dan Personal Branding

Penghargaan dari UNESCO secara tradisional diberikan kepada individu atau organisasi yang menunjukkan prestasi luar biasa dalam bidang sosial, budaya, atau kemanusiaan. Maka wajar jika kehadiran sosok yang lebih dikenal sebagai entertainer dan socialite dalam daftar penerima menimbulkan tanda tanya. Bagaimana ukuran objektif kontribusi Syahrini dalam program tersebut?

Apakah ia hanya menjadi wajah publik dari kampanye yang didesain oleh pihak lain? Publik mulai mempertanyakan apakah penghargaan ini lebih merupakan apresiasi atas aktivitas sosial yang konkret atau hasil dari kemampuan membangun personal branding yang efektif. Hal ini sejalan dengan fenomena yang kini semakin marak di dunia hiburan: penghargaan sosial yang kerap berbaur dengan popularitas media dan citra publik.

Perspektif Kritis terhadap 'Good PR' dalam Dunia Hiburan

Dalam dunia hiburan yang sangat kompetitif, pengelolaan citra pribadi (personal branding) tidak kalah penting dari prestasi yang sesungguhnya. Studi dari Psychology of Popular Media Culture mengungkapkan bahwa selebriti yang sukses bukan hanya mereka yang berkarya secara nyata, tetapi juga yang mampu mengemas cerita dan narasi diri mereka secara compelling di media sosial dan publik.

Dengan narasi yang tepat, bahkan aktivitas filantropi yang terbatas dapat dipoles menjadi kisah inspiratif yang mengundang decak kagum. Strategi ini bisa menghasilkan penghargaan dan pengakuan yang, dalam beberapa kasus, lebih mencerminkan kekuatan pemasaran daripada dampak sosial yang sesungguhnya.

Tidak salah jika publik merasa perlu mempertanyakan esensi di balik penghargaan yang diberikan kepada figur publik yang lebih sering terlihat dalam perbincangan gaya hidup ketimbang diskusi kebijakan sosial.

Syahrini dan Penghargaan UNESCO: Sebuah Simbol atau Sebuah Ironi?

Sebagian pihak menganggap kehadiran Syahrini di Cannes dan penghargaan yang didapatnya adalah bentuk pengakuan atas usaha pemberdayaan perempuan yang ia lakukan, entah itu secara langsung maupun tidak langsung. Bisa jadi ia memang berkontribusi dalam kampanye yang bertujuan baik, namun belum tentu memiliki kedalaman dampak yang setara dengan para aktivis akar rumput yang bekerja di luar sorotan kamera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun