Mohon tunggu...
Raya Adriana
Raya Adriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

belajar berkarya dari hal-hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Feminisme Melalui Alegori Rokok Dalam Film Series "Gadis Kretek"

6 Januari 2024   11:26 Diperbarui: 6 Januari 2024   11:32 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Netflix

Film merupakan salah satu media massa berbentuk audio visual yang menyampaikan pesan kepada audiens melalui sebuah cerita. Banyak masyarakat gemar menonton film sehingga film dapat menjadi sarana untuk mengangkat permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan. Saat ini, film yang digemari masyarakat tidak sekadar digunakan sebagai hiburan, melainkan juga digunakan sebagai sarana untuk mempengaruhi masyarakat luas mengenai permasalahan serta fenomena sosial yang terjadi. Film memiliki kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya karena film mampu dipahami secara mudah oleh masyarakat dan menjangkau banyak segmen sosial (Nurul Ainun Hidayah et al., 2022).

Salah satu film yang menjadi perbincangan hangat beberapa waktu belakangan ini adalah series "Gadis Kretek." Series ini mengisahkan bagaimana Dasiyah, seorang perempuan yang lihai dalam menetukan tembakau terbaik serta berambisi besar untuk menciptakan saus kretek harus sirna hanya karena dia adalah seorang perempuan. Film yang ditayangkan secara resmi di Netflix ini menyita banyak perhatian masyarakat lantaran isu yang diangkat membahas mengenai feminisme dan dikriminasi gender yang dirasakan oleh Dasiyah sebagai tokoh utama dalam series ini.

Feminisme sendiri berbicara tentang gerakan kaum perempuan untuk memperoleh kebebasan serta menuntut persamaan hak sepenuhnya antara perempuan dan laki-laki. Pada dasarnya, tujuan dari feminisme adalah untuk mencapai kesetaraan derajat antara perempuan dan laki-laki (Setyorini, 2017). Seperti yang kita ketahui, terdapat kesenjangan pada hak serta derajat yang dimiliki antara laki-laki dan perempuan. Kaum laki-laki lebih mendominasi secara kepemimpinan, kepemilikan, hak, ataupun kemudahan akses terhadap sesuatu dibandingkan dengan kaum perempuan.

Pembagian penugasan dalam pekerjaan yang melibatkan perempuan dan laki-laki seperti pekerjaan publik pun mengalami kesenjangan. Seringkali pekerjaan publik hanya menerima dan memprioritaskan laki-laki, sementara perempuan harus melakukan pekerjaan domestik di rumah. Hal tersebut menjadi awal mula dari fenomena diskriminasi yang diterima oleh perempuan akibat adanya sistem patriarki. Perbedaan kedudukan antara keduanya mengakibatkan perempuan kehilangan hak serta harapan untuk mendapatkan keadilan yang lebih baik.

Fenomena ini digambarkan oleh karakter Dasiyah di series "Gadis Kretek". Dasiyah merupakan perempuan mandiri yang bergelut dalam bisnis kretek milik ayahnya, Idroes. Latar tahun 1964 yang digunakan dalam series ini masih kental dengan stigma masyarakat mengenai konsepsi pembuat dan pengonsumsi hanya identik dengan laki-laki. Dalam Industri rokok, perempuan hanya diizinkan bekerja sebagai pelinting, bukan peraciknya, dan hal ini tidak boleh dilanggar. Ditambah lagi, terdapat mitos yang mengatakan jika perempuan yang menjadi peracik saus tembakau, maka hasilnya akan menjadi rokok yang asam. Disinilah terjadinya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, Dasiyah menjadi simbol perlawanan perempuan terhadap diskriminasi gender dan patriarki yang secara gambling membuktikan bahwa perempuan mampu meraih mendapatkan kesetaraan hak dan mengatasi berbagai bentuk diskriminasi dalam dunia bisnis.

Dalam salah satu adegan, Dasiyah berusaha memasuki ruangan racik saus yang merupakan ruangan terlarang bagi perempuan untuk masuk kesana. Ketika Dasiyah berhasil memasuki ruangan tersebut dan mulai meracik rokoknya sendiri, Pak Dibjo, seorang peracik saus kretek. Mengetahui hal tersebut, beliau mencerca Dasiyah dan mengatakan, "Jangan salahkan saya jika kretek kita asam karena bau perempuan." Hal ini menjadi bentuk jelas dari adanya diskriminasi gender yang terjadi dalam lingkungan kerja. Pernyataan ini tidak hanya menciptakan stigma terhadap perempuan di ruang publik, tetapi juga menunjukkan bagaimana stereotip gender yang terselubung masuk ke aspek kehidupan sehari-hari seperti produksi rokok.

Alegori merupakan sebuah cerita dimana karakter dan peristiwa merupakan simbol yang mewakili gagasan tentang kehidupan, situasi politik, dan sejarah. Sederhananya, alegori merupakan perumpamaan. Dalam kajian ilmiah, metode yang ditujukan untuk menginterpretasi suatu perumpamaan simbolis dari suatu tokoh atau tanda objek dalam film disebut sebagai semiotika. Semiotika merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang tanda yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat. Semiotika juga disebut sebagai cabang ilmu yang mengusut kajian tentang tanda, sistem tanda, dan proses penggunaan tanda (Ersyad, 2022). Tanda sendiri memiliki sifat yang sangat bergantung pada penggunaan tanda dan tujuannya. Semiotika hadir untuk mengungkapkan makna dibalik tanda.

Dalam perjuangannya melawan diskriminasi gender serta mitos-mitos patriarki di dunia industri rokok, Dasiyah berhasil meracik rokok kreteknya sendiri yang diberi nama "Kretek Gadis". Dari kedua sarana analisis di atas (alegori dan semiotika), kita dapat menarik benang merah bahwa Rokok Kretek  Dasiyah (Rokok Gadis) merupakan sebuah perumpamaan atau tanda yang memiliki makna pergerakan dan perlawanan perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan mereka. Tidak hanya sekadar produk tembakau, kretek gadis telah menjadi alegori yang menggambarkan perjuangan perempuan dalam menghadapi tantangan dan meruntuhkan batasan-batasan patriarki dalam industri rokok. Melalui sebatang kretek, Dasiyah berhasil menciptakan ruang bagi perempuan untuk bersuara, membangun keberanian untuk mengekspresikan identitas mereka, dan mematahkan batasan yang selama ini membelenggu potensi mereka dalam industri yang sebagian besar didominasi oleh laki-laki.  

Cerita mengenai pergerakan perempuan dan feminisme yang diwakilkan oleh Dasiyah dalam alegori rokok tentu menjadi hal yang menarik untuk kita refleksikan di Indonesia pada masa kini. Seiring dengan zaman yang terus berkembang, sudah dapat kita temukan banyak perempuan yang merokok, meskipun tetap mendapatkan stigma buruk dari masyarakat. Perempuan merokok akan dianggap sebagai perempuan yang buruk, tidak pantas, dan anggapan-anggapan negatif lainnya. Padahal, tidak ada korelasi yang jelas dan berhubungan dengan praktik mengonsumsi rokok.

Patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan serta dominasi utama dalam berbagai peran di sistem sosial masyarakat semakin terlihat jelas dan masih melekat dengan erat di Indonesia. Masyarakat belum benar-benar mencari tahu apakah ada korelasi antara aktivitas merokok dengan konotasi buruk perempuan alih-alih secara gambling mencocokkan keduanya sebagai suatu hal yang memiliki hubungan sebab akibat.

Berdasarkan kesehatan, rokok memang merupakan suatu hal buruk dan memberikan kerugian yang besar bagi tubuh manusia. Meskipun begitu, tidak ada satupun bukti yang mampu membenarkan bahwa perempuan yang merokok adalah buruk, bagaimana dengan laki-laki yang merokok? Bukankah keduanya sama-sama manusia? Mengapa laki-laki tidak dikonotasikan buruk ketika merokok? Anggapan perempuan buruk ini merupakan hasil dari konstruksi pada masyarakat yang tidak meninggalkan gagasan patriarki.  Dengan logika ilmiah ini, apabila laki-laki mendapatkan anggapan netral pada aktivitas merokoknya, seharusnya perempuan juga mendapatkan hal yang sama. Keduanya memang mendapatkan efek buruk secara kesehatan dari merokok, tetapi laki-laki dan perempuan harusnya mendapatkan anggapan netral secara konstruksi sosial masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun