Mohon tunggu...
Syuhada AbdiRauuf
Syuhada AbdiRauuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiswa jurusan manajemen di Universitas Muhammadiyah Magelang.

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan manajemen di Universitas Muhammadiyah Magelang.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jadah Gemblek, Warisan Grabag yang Wajib 'Digolek'

6 Januari 2023   07:43 Diperbarui: 6 Januari 2023   07:59 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Grabag adalah sebuah desa yang terletak di kaki gunung Andong. Selain terkenal karena slondoknya, Grabag juga menjadi tempat pertama kali ditemukannya salah satu kreasi dari jadah, yaitu jadah gemblek. Mungkin nama jadah gemblek masih terasa asing di telinga banyak orang. Namun, tak sedikit orang yang menyempatkan datang ke Grabag hanya untuk menikmati jadah gemblek dengan segelas bajigur atau secangkir kopi hitam.

Jadah gemblek adalah jadah yang diberi isian jenang lot dibentuk bulat pipih kemudian dibakar. Jadah gemblek memiliki rasa gurih dengan manis legit dari lumeran jenang lot sebagai isiannya. Selain itu, aroma bakaran dan sisi-sisi jadah yang gosong membuat rasa jadah gemblek menjadi lebih nikmat. Jadah gemblek biasanya dinikmati bersama bajigur atau kopi hitam pekat.

Jadah gemblek ditemukan pertama kali oleh seorang penjual angkringan yang bernama Suwardi pada tahun 1987 masehi. Suwardi adalah pemilik angkringan 'Jagem' yang menjadi satu-satunya penjual jadah gemblek di Grabag. Berawal dari keisengan Suwardi yang menambahkan jenang lot kedalam jadah dan menjualnya, jadah gemblek malah banyak disukai oleh para pembeli dan menjadi primadona angkringannya.  Sekarang angkringan Jagem sudah diteruskan oleh generasi kedua, yaitu Dedi Susanto. Angkringan Jagem terletak di sebrang jalan bagian selatan Pasar Grabag, Magelang.

Cara membuat jadah gemblek secara umum adalah dengan melunakkan jadah biasa yang dijual di pasaran dengan tangan, kemudian dibentuk bulat pipih dan diisi dengan jenang lot. Setelah diisi jadah dibentuk bulat dan sedikit dipipihkan lalu dibakar menggunakan arang. Waktu untuk membakar cenderung singkat yaitu sekitar 3 sampai 5 menit, jangan lupa untuk membalik jadah ke sisi sebaliknya. Sajikan bersama kopi hitam atau bajigur, jadah gemblek lebih nikmat jika disantap selagi hangat karena jenang lot masih meleleh.

Mungkin bagi sebagain orang yang tidak menyukai jadah karena teksturnya yang kering atau rasa hambarnya, jadah gemblek bisa menjadi sebuah pilihan. Hal itu dikarenakan jadah gemblek lebih sedikit berminyak dan memiliki rasa manis dari isiannya yaitu jenang lot. Selain itu, jadah gemblek juga menjadi sumber serat dan penambah kadar gula dalam tubuh. Dan yang terpenting adalah sensasinya, suasana dingin kaki gunung Andong pada malam hari dan dihangatkan dengan sepiring jadah gemblek dan segelas bajigur atau kopi hitam cukup menarik untuk dicoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun