Rekan saya pak daniel H.T., dalam Artikelnya berjudul "Inilah kesalahan Karni Ilyas", mengulas tentang Acara ILC di TV One Tanggal 8 Maret 2016. Saya sudah memberikn tanggapan atas artikel pak Daniel HT, namun etika kami kemudian tulisan di balas dengan tulisan. Maka dengan ahti senang, saya membuat tulisan ini.
Bagi Anda yang belum menyaksikan secara utuh ILC edisi tersebut bisa nonton melalui Indihome Triple Play, ada menu menonton sampai 7 hari ke belakang. Sehingga masih bisa menonton secara utuh, apa yang salah dan siapa yang salah, atau jangan-jangan semua salah termasuk penonton, bahkan bisa jadi tidak ada yang salah. Namun jika tidak punya Indihome, bisa juga nonton di Youtube Klik di sini!
Kebetulan saya menonton acara ini dari awal hingga akhir. Dan marilah kita analisa, dari mulai judul dulu:
Judul : "DKI-1: Siapa Penantang Ahok?"
Â
Kalau melihat dari Judul, maka yang dibahas adalah siapa saja Penantang Ahok. Sebagai penantang, maka dia harus menyiapkan Amunisinya. Apa saja yang harus dan akan dikerjakan, dan bagaimana cara memenangkan pertandingan.
Lawan bisa dikalahkan salah satunya dengan Debat, Otot, Perang media, Untuk menurunkan Mental Lawan. Juga bisa dikalahkan dengan Pemilu nanti. Bagaimana menarik simpati warga. Atau bagaimana agar warga membenci lawan. Jika warga membenci lawan ada 2 kemungkinan, 1 pilih dia atau tidak pilih dua-duanya.
Dan siapa saja Penantang Ahok yang Datang?
1. Ahmad Dhani, Wakil dari PKB dan PBNU
2. Adyaksa Dault
3. H. Abraham Lunggana (Haji Lulung)dari PPP versi Djan Fariz
4. Roy Suryo dari Demokrat
serta melalui Video Confrence dengan
5. Yusril Ihza Mahendra dari PBB, serta
6. Sandiaga Uno dari Gerindra
Menurut Pak Daniel, cq kata pak Karny Ilyas, bahwa Ahok dan Teman Ahok juga diundang, tapi tidak datang. Saya sepakat malah, lebih baik Ahok dan Teman Ahok tidak Datang. Sebuah Keputusan yang Tepat. Karena ini, belum berperang. Belum saatnya berdebat. Ini baru mencari Lawan Ahok. Karen Ahok, katanya sudah dijagokan teman Ahok dengan Se-juta Dukungan KTP. Maka, Carilah lawannya.... Sekali lagi Ahok dan teman Ahok sudah bagus tidak hadir.
Lucunya, ternyata ada Pemuda yang mengaku Muda Mudi Ahok, yang hadir di sini. Mungkin dia tidak konfirmasi dulu dengan Ahok. Juga kehadiran Partai Baru, yang belum terverifikasi, Grace, Ketua Umum partai Solidaritas Indonesia, Wakil dari nasdem yang mendukung Ahok menjadi Independent. serta Anton Medan.
Sekali lagi, mungkin jauh lebih baik mereka tidak ada di sini. Namun karena sudah datang, yang harus cicipi dulu hidangan. Apakah hidangan itu manis atau pahit, tetap harus di makan. Nasdem, misalnya. Sebagai partai Politik, malah mendukung Ahok maju dengan jalur Independen. Padahal jika Nasdem ingin mendukung, kenapa tidak melobi partai lain, jika PDIP tidak atau belum mau, agar bisa mencapai 22 Kursi. Dengan Nasdem, menjadi relawan, seolah Nasdem menjadi kehilangan Fungsinya sebagai Partai Politik. begitu pun Grace, Partai ini belum teruji, mungkin bagus buat dia untuk promosi, namun kehadirannya tidak malah menjadi bagus, ketika hampir semua apa yang disampaikannya malah menjadi bahan bagi Lawan Ahok untuk menyerangnya.
Muda-Mudi Ahok juga terdiam, tidak bisa memberikan kata-kata ketika ditanya Ratna Sarumpaet, "Apakah Anda bersedia menjadi pembela atau menuntut Ahok jika nanti Ahok ternyata menjadi Tersangka kasus Sumber Waras" demikian kira-kira. Si muda-mudi Ahok, tidak menjawab. Padahal saya yakin,, jika dia tahu siapa yang dicalonkannya, maka dia harus berani melawan apapun konsekwensinya. Misalnya, Ketika Ruhut Sitompul, seberat apapun lawan bicaranya, dia sigap melawan dengan kata-katanya yang sangat membuat lawannya bertekuk lutut. Karena Ruhut yakin. Nah rupanya si muda-mudi Ahok ini, belum yakin. atau mungkin klah pamor karena, bukan panggung dia. Lawannya adalah para orang tua yang sudah jago dalam berdebat...
Terakhir nasdem, Ketika di tanya oleh Ratna Sarumpaet, Sebagai Partai Yang besar, Nasdem kok tidak peka? Seolah-olah bahwa Nasdem tidak melakukan seleksi secara benar. Walaupun katanya, nasdem sudah melakukan seleksi dari waktu yang cukup lama. Saya melihat Nasdem mati kutu, ketika di serang ratna Sarumpaet.Â
Dan yang sangat telak adalah ketika Anton Medan, Walk Out. Anton Medan, apada saat dia awal menyampaikan sambutannya, saya sangat mendengarkan dia. Peperangan baru dimulai ketika dia diserang oleh Ridan Saidi serta ketika menyerang Adyaksa Dault. Anton, tidak bisa berkata apa-apa lagi, ketika Adyaksa memberikan pernyataan dan bahkan menyerangnya dengan bahasa China. Namun, Anton baru Walk Out ketika Ratna Sarumpaet mengeluarkan unek-uneknya. Anton berkilah, bahwa ini sudah melenceng dari yang dia harapkan.Â
Karni Ilyas, sebagai Pembawa Acara... Bersalahkah dia?
Tentu setiap orang akan sangat membela dirinya. Karni Ilyas Tidak salah.
Seandainya  ILC itu adalah Indonesia Lawyers Club. Klub atau Perkumpulan Para Lawyer di Indonesia. Maka yang menjadi Topik adalah sisi Hukum. Sedangkan yang dibicarakan adalah masalah Politik. Apabila, Sisi Hukumnya saja yang dibahas, mungkin pembicaraan tidak akan seperti ini. Yang hadir pun, adalah orang-orang politik. Walaupun pasti ada juga yang bergelr Sarjana Hukum.
Seandainya yang dibahas Bukan AHOK, pasti tidak akan semeriah ini. Di sinilah letak kesalahanya. Kenapa harus membahas AHOK. Sama dengan melawan Jokowi, siap-siaplah di hujat dan dimaki oleh mereka yang merupakan Fans nya. Coba kalu yang dibahas yang lain.Â
Tapi semuanya mungkin tidak salah. Karena yang lain benar, siapa tahu yang salah adalah Saya. Kenapa saya Nonton ILC TV One. Atau janga-jangan Anda juga salah, kenapa Anda baca Tulisan ini...!
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H