Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selfie sang Pemburu "Likes" Kecantikan Paripurna dan "Black Mirror"

3 Maret 2018   16:08 Diperbarui: 3 Maret 2018   16:11 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Fotolia.com)

Selfies adalah bentuk repsentasi diri dan ekspresi, bahkan menjadi suatu bentuk komunikasi  interpersonal di mana seseorang menyampaikan gambaran tentang dirinya kepada individu lain. Melalui sebingkai foto dari Gadget.

Representasi diri ini  memungkinkan seseorang untuk mempengaruhi dan mengelola persepsi diri mereka sendiri, dengan orang lain. Setiap hari, orang-orang mempresentasikan 'citra mereka', melalui pemilihan pakaian, gaya rambut dan brand pilihan mereka untuk mengekspresikan diri mereka dalam konteks tertentu.

Terutama bagi seorang wanita kadangkala menggunakan selfies untuk menggambarkan citra tertentu sebagai cerminan hidup mereka, kadangkala tidak asli dan sesuai kenyataan. Media sosial mendorong beberapa penggunanya untuk menunjukkan citra diri mereka agar orang lain berfikir dan memiliki kesan yang lebih baik tentang mereka. terlepas dari seberapa persen kebenaran dan kebahagiaan dalam foto dan video tersebut.

 Jika dilihat lebih dalam seorang wanita memposting wajah dan diri mereka sendiri  mengelola reputasi mereka menjadi bahagia dan menarik secara fisik,

Fakta mengungkapkan  bahwa pada 2016 lau  ternyata Instagram ini lebih didominasi oleh kaum wanita. Hansal Savla, Senior Director TNS Indonesia, sebuah perusahaan market research, menjelaskan bahwa berdasarkan survei yang telah dilakukan berhasil mengungkapkan bahwa ada sekitar 53% wanita yang cenderung aktif mengakses Instagram setiap harinya.  Sedangkan jumlah prianya mencapai 37% dinilai tergolong jarang mengakses Instagram.

Ada sebuah film menarik yang dari Black Mirror yang menceritakan prediksi dan pengaruh buruk kemajuan teknologi masa depan . Pada season 3 di episode pertama dengan judul Nosedive.

Salah satu Adegan Black Mirror ketika di tolak naik pesawat karena ratingnya rendah..(Dokpri)
Salah satu Adegan Black Mirror ketika di tolak naik pesawat karena ratingnya rendah..(Dokpri)
Dikisahkan pada zaman ini seseorang mendapatkan tempat terhormat dan dinilai baik jika mendapat likesyang banyak di sertai rating. Jika rating anda di bawah 4 maka siap-siap saja anda dianggap sebagai sampah masyarakat.

Maka akibatnya semua berlomba memposting foto unik,cantik dan cute untuk memperoleh berbagai rating dan jempol. Prilaku social ini seperti satire yang terjadi saat ini. Semakin popular seseorag di media social maka ia akan diakui dan mendapat tempat layak di masyarakat. Walaupun kadang semua itu palsu.

Kejadian di film Black Mirror mungkin terjadi saat ini dimana seseorang ingin menjalin hubungan dan persahabatan di dasari atas reputasi, koneksi dan kekayaan yang di punya. Banyak masyarakat pun ingin memiliki di luar kemampuannya . Akibatnya yang terjadi justru hutang sana-sini yang menumpuk.       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun