Buku adalah sumber belajar yang paling murah. la adalah  guru yang paling baik. Membaca merupakan cara bagaimana kita mengeksplorasi pengetahuan dari guru yang mahatahu.  Belajar tentang ihwal penulisan cerpen tidak harus langsung  tatap muka berguru kepada sang pemilik' ilmu, Jika  anda sebagai sang penulis telah tiada. Tahun demi tahun berganti namun nama anda masih dikenal sebagai sosok yang humanis yang senang membagi ilmu mengapa?
Sebab jika kita ingin mengenal  pemikiran-pemikirannya, cukuplah membaca tulisannya:  tapi juga lewat tulisan Karya tulis melampaui ruang dan waktu. Ia akan tetap hidup  walaupun penulisnya telah tiada. Pengetahuan yang ada dalam buku itu akan terus dibaca oleh generasi generasi penerus.  Tokoh pendidik di bidang keb hasaan yang telah tiada sa-  lah satunya adalah Gorys Keraf.Â
Meski raganya telah meninggalkan dunia ini, namun pemikiran beliau tetap saja mengalir di bangku-bangku kelas, ruang-ruang belajar, perpustakaan, atau saduran ide pemikiran beliau. Tengoklah buku karya beliau Komposisi, Argumentasi dan Narasi, atau Diksi dan Gaya Bahasa yang  asih sering digunakan sebagai sumber acuan dalam dunia pendidikan.
"Salah satu alasan mengapa orang perlu menulis adalah un-uk menyejarah. Tulisan Anda membuat orang tahu siapa diri  Anda. Tulisan Anda orang ingat tentang diri Anda, dan tulisan Andalah yang membuat dunia masih mengingat Anda, bahkan jauh setelah fisikmu meninggalkan dunia ini. Karena orang perlu menulis. Sesibuk apa pun! Alang kah luar biasanya kalau semakin banyak orang di Indonesia
Yang terinspirasi untuk menulis soal ide-idenya, pengalaman- nya, dan inspirasi hidupnya. Kita cenderung lebih banyak menggunakan bahasa lisan untuk mengungkapkan isi hati, perasaan, dan gagasan. Di dunia pendidikan formal pun, tradisi lisan pada kegiatan belajar dan mengajar harus dapat didukung dengan tradisi tulisan. Sehingga pengetahuan dapat tercatat, terdokumen- tasi, di nanya menulis laporan praktik kerja, skripsi, tesis, disertasi, buku pelajaran, buku teks, ataupun jurnal-jurnal ilmiah, yang bermanfaat untuk melestarikan pengetahuan sehingga dapat diakses oleh siapa pun dan di mana pun.
Dengan berkembangnya teknologi dan ditemukannya mesin cetak oleh Johannes van Gutenberg pada abad XV tradisi lisan tersebut dapat diawetkan dalam bentuk tulisan dan buku sehingga dapat diteruskan kepada generasi berikutnya. Namun tidak banyak yang menyadari pentingnya budaya baca tulis untuk melestarikan pengetahuan. Sehingga jika budaya baca-tulis ini tidak dilestarikan, kan 'sejarah akan  terputus, la akan mati sepeninggal para cerdik cendekia, si pemilik ilmu.