Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wajah Senyum itu...

30 September 2017   10:00 Diperbarui: 30 September 2017   11:16 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.globalindonesianvoices.com/

Semakin marak KPK di periode kali ini melakukan OTT. Banyak sudah pejabat Negara diringkus dan dimasukkan ke dalam para tahanan. Namun tiap kali terekspos kamera jurnalis media cetak dan elektronik, senyum mengambang kadang tak bisa lepas dari para terdakwa kasus korupsi tersebut.

Tentu saja masih perlu pembuktian lebih lanjut terhadap para terdakwa kasus korupsi di pengadilan. Terdakwa pelaku korupsi berhak membela dirinya hingga hukum positif membuktikan bahwa mereka bersalah dan layak dihukum.

Sial dan tertangkap basah oleh OTT KPK, mungkin mereka berfikir bahwa ini lagi apes saja. Pasti masih banyak teman koruptor mereka yang kejahatannya masih tidak diketahui. Senyum yang terus mengambang dari pelaku tindak pidana korupsi seakan tidak punya malu lagi. Dan tidak harus malu seoalah ini hal biasa saja.

Banyak sudah intelektual yang tertangkap tangan oleh KPK, berpendidikan tinggi, guru besar, pejabat tinggi Negara tokoh masyarakat dan namanya mahsyur sebagai orang terpandang di berbagai lapisan masyarakat. Mungkin karena terkenal ramah dan simpatik masyarakat Indonesia. Memasang wajah senyum itu adalah kepribadian bangsa. Senyum itu tanda bahwa hatinya sedang riang karena dapat memberikan sedekah senyum. Jadi senyum itu tanda kebaikan mereka atau mereka baik --baik saja dan perlu menebar senyum.

Dalam hal birokrasi sangat kecil kemungkinan korupsi dilakukan sendiri. Kadang perlu kerja sama dua pihak dalam satu lembaga atau yang tertangkap mungkin hanyalah mereka yang sengaja di kambing hitamkan dalam system birokrasi. Mereka yang sengaja di tangkap agar yang lain kolega mereka terselamatkan.  Kemungkinan besar timbulnya senyum di wajah mereka karena ada perasaan di hati mereka yang tertangkap sebagai pahlawan.

Senyum lepas dan menarik di hadapan kamera jurnalis. Nampaknya juga menyiratkan tidak hal yang perlu ditakuti. OTT bukan akhir segalanya. Duit akan menyelesaikan semuanya. Penegak hukum seperti jaksa, hakim , pengacara dan polisi pun ternyata tak kebal suap karena senyum adalah  tanda semantic dari gesture para terdakwa.

Di tangkap atau di jatuhi hukuman bertahun-tahun pun setelah dihukum bisa kembali beraktivitas. Masa kurungan kadang Cuma berkisar 1 atau bahkan hingga 7 tahun. Mereka percaya setelah menjalani hidup prihatin di sel tahanan. Masa untuk bersenang-senang akan datang kemudian. Senyum itu senyum penuh luka terhadap uang rakyat yang di rampok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun