Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Tua Harus Secerdas "Smartphone" dalam Mendidik Anak

16 Agustus 2017   19:32 Diperbarui: 16 Agustus 2017   19:34 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medsos merupakan sarana cerdas mendidik anak (www.techradar.com)

'Anak saya kok , Susah sekali di nasihati, kerjanya main terus, susah sekali disuruh belajar.!"

"Si Ryan nih. Kerjanya berantem terus mulu dengan adiknya!"

"Si Heri, minta mobil sudah saya belikan. Tetap saja mblos sekolah, pacaran terus saja kerjanya.

"Anak sekarang nggak ada hormat-hormatnya sama orang tua. Dibilangin baik baik malah melawan!"

Pernah mendengar keluhan keluhan tersebut. Atau jangan-jangan keluhan tersebut justru keluar dari mulut kita sendiri. Semakin dewasa anak kita semakin runyam saja hubungan kita dengan sang anak. Siapa yang salah? Apakah ini hasil didikan saya selaku orang tua? Justru fakta yang berbicara adalah Anak-anak kita belum pernah menjadi orang tua seperti kita, tetapi kita pernah menjadi anak anak.Sangat logis jika yang seharusnya memahami dan mengarahkan sang anak bukan sebaliknya.

Setiap orang tua sudah pasti ingin memiliki anak SMART (Pintar, rajin ,ibadah, patuh dan hormat pada orang tua) . Tetapi kita lihat dewasa ini banyak orang tua mendidik anak ala kadarnya. Mendidik anak bagi orang tua modern adalah cukup di sela sela kesibukan kerja. Pagi hari menjelang berangkat kerja dan malam hari setelah pulang kerja.

Para ahli menyebutkan minimal orang tua memberi 60% dalam kesuksesan anak , sekolah memberi kontribusi 20% dan lingkungan 20% .Sebegitu besar peranan orang tua , maka kalau kita menginginkan anak smart harus dirancang dari rumah.      Ketika membicarakan peran orang tua dalam mendidik anak kita tidak lagi hanya membicarakan porsi waktu namun juga kualitas kita dalam mendidik anak.

Ketahanan nasional yang kuat dalam suatu bangsa merupakan cerminan dari keadaan rakyat suatu bangsa. Keluarga merupakan unit terkecil suatu bangsa yang jika ketahanan keluarganya baik maka keberlangsungan ketahanan nasional akan senantiasa kokoh dan kuat. Media social adalah salah peranan penting sebagai perekat ketahanan nasional.Mengapa?

Dikutip dari WeAreSocial dalam laporannya berjudul Digital, Social, and Mobile Report in 2016,  Memperlihatkan ternyata 90 persen netizen Tanah Air aktif di jejaring sosial. Dengan penetrasi mencapai 30 persen dari total populasi, pengguna media sosial di Indonesia pun kini sudah sebanyak 79 juta orang. Bisa dilihat bagaimana penetrasi media social dalam jaring kehidupan keluarga Indonesia.  Suatu bangsa dikatakan kokoh dalam ketahanan nasionalnya apabila kondisi rakyatnya sejahtera, melek politik dan bersemangat untuk memajukan bangsa, beradab dan berbudaya. Dengan kecanggihan dan daya jangkau nya yang luas diharapkan media social dapat mengambil peranan tersebut.

Kehadiran Smartphone dan media social tentu berperan besar dalam pola didik anak kita yang tentu saja tidak harus kuantitas yang banyak namun terlebih harus berkualitas. Orang Tua yang senantiasa sibuk di kantor seharian dapat memantau anaknya melalui media social tanpa harus meninggalkan pekerjaan di kantor. Telah banyak fitur medsos seperti WA dan Line dapat  digunakan bervideo call  bisa digunakan dalam mengontrol anak kita.

Pada intinya ketika kita memulai merancang kehidupan yang lebih baik dari rumah dengan mengasuh anak anak kita dengan SMART, tentu saja kita akan memiliki keluarga yang smart namun Negara ini akan menjadi SMART dan kokoh ketahanan nasionalnya.  Dan perlahan lahan problem problem Negara yang datang silih berganti akan hilang dan Negara menjadi aman dan sentosa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun