Pindah keyakinan/agama seringkali dirasakan sebagai sebuah proses yang sangat sulit bagi seseorang, karena jika seseorang berpindah agama maka di
harapkan pelan-pelan dapat meninggalkan sebagian atau seluruh nilai dalam agama yang dianut sebelumnya.
Dengan kata lain dia harus meninggalkan dan berbeda keyakinan dengan agama/keyakinan yang diajarkan oleh keluarganya.
Sangat tidak mudah, Â pertentangan demi pertentangan sering kali dirasakan. Setelahnya dia mulai harus beradaptasi dengan hal-hal sesuai agama/keyakinan baru yang dianutnya.
Inilah yang dirasakan  ibu Ragil Pratiwi. Menjadi mualaf sejak menikah dengan bapak Budi Prayitno pada tahun 2006 silam, ibu satu anak ini mantap menjadi muslimah.
Konsekuensi berat harus dia hadapi, mulai dari tidak direstui kedua orangtuanya serta ditentang oleh anggota keluarga. Kecintaannya pada islam semakin bertambah setelah dia bergabung menjadi karyawan di Konsorsium Yayasan Mulia, sebuah Yayasan yang menaungi sejumlah lembaga pendidikan berbasis Islam Terpadu di Yogyakarta.
Bahkan ibu Ragil mantap menyekolahkan anak semata wayangnya di salah satu institusi pendidikan di yayasan tersebut. Hal ini diapresiasi oleh Sosdak Mulia.
Sebagai wujud kepedulian terhadap mualaf dan dhuafa, divisi Sosial Dakwah Konsorsium Yayasan Mulia dan Laznas Dewan Dakwah DIY memberikan bantuan pendidikan kepada ibu Ragil Pratiwi, untuk meringankan biaya pendidikan puterinya,
Harapan kedepannya semoga bu Ragil tetap istiqomah memeluk agama islam dan semakin mantap dalam menjalankan ibadah sebagai muslim.
Yogyakarta, 26 Juni 2021
Kompasianer : Narothea