Mohon tunggu...
RatnaKSiais
RatnaKSiais Mohon Tunggu... Lainnya - Staff Konservasi

Pekerja yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaan dan bertanggung jawab serta memiliki rasa penasaran yang tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Panti Pora (Penanaman Meranti dengan Penambahan Mikrospora)

14 Agustus 2023   12:45 Diperbarui: 14 Agustus 2023   12:49 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pohon Meranti merupakan kelompok besar pohon yang masuk dalam genus Shorea yang tergolong dalam keluarga Dipterocarpaceae. Pohon ini banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais memiliki kawasan konservasi yang cukup besar sehingga keberadaan pohon ini banyak ditemukan di areal konservasi. Terlebih, Pohon Meranti di areal konservasi perusahaan dijadikan tempat atau habitat bagi berbagai spesies hewan. Salah satunya yaitu Rangkong Badak (Satwa Kunci) sehingga dilakukan penambahan jumlah dari Pohon Meranti.

Perusahaan PT. Austindo Nusantara Jaya Agri Siais rutin dalam melakukan penelitian untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan demi kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan. Sehingga dilakukan pemanfaatan dengan menambahkan jamur mikrospora pada saat penanaman Pohon Meranti di tahun 2023. Hal ini dilakukan mengingat mikrospora memiliki hubungan mutualisme antara jamur dan akar tanaman, dimana jamur membantu meningkatkan penyerapan nutrisi dan ketersediaan air bagi tanaman, sementara tanaman memberikan karbohidrat dan nutrisi organik pada jamur. Hubungan mutualistik ini nantinya dapat bermanfaat bagi Pohon Meranti untuk meningkatkan pertumbuhannya sehingga habitat untuk Rangkong Badak menjadi lebih beragam dari sebelumnya.

Tujuan adanya program PANTI PORA (Penanaman Meranti dengan Penambahan Mikrospora) merupakan upaya untuk melakukan konservasi kepada tanaman dan melakukan terobosan dengan menggunakan bahan organik dalam memicu pertumbuhan tanaman. Selain itu, program inovasi ini juga dapat bermanfaat bagi spesies lainnya, khususnya Rangkong Badak.nProgram ini berupa konservasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menjaga keberagaman spesies di Areal Konservasi. Dampak positif program ini berupa memberikan nilai guna tidak langsung berupa serapan karbon dengan nilai ekonomi sebesar Rp172.013.383,22 pada tahun 2023 dan dampak perbaikan kualitas lingkungan berupa pemanfaatan pupuk organik dalam mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tidak dilakukan penggunaan pupuk kimia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun