Latar Belakang
Pertumbuhan remaja tampak terlihat dengan meningkatnya tinggi, berat badan, lingkar kepala,
lingkar lengan atas, lingkar dada, serta lainnya. Pertumbuhan pada remaja juga dipengaruhi oleh
faktor gizi dikonsumsinya. dan nutrisi Salah yang satu permasalahan gizi dan nutrisi yang kurang
baik pada remaja adalah berat badan yang sangat berlebih seusianya atau disebut juga dengan
obesitas. Obesitas sendiri lazim terjadi pada siapapun, termasuk bayi, anak-anak, remaja, dewasa
serta lanjut usia juga wanita maupun laki-laki. Obesitas terjadi dikarenakan energi yang dihasilkan
dan yang dikeluarkan tidak seimbang, oleh karena itulah energi yang berlebih tersimpan dalam
bentuk lemak ditubuh (Wati, 2023)
Menurut (WHO, 2024) Obesitas adalah suatu kondisi penyakit kronis yang bersifat kompleks,
ditandai dengan akumulasi lemak tubuh secara berlebihan yang dapat berdampak negatif terhadap
kesehatan individu. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan munculnya berbagai penyakit tidak
menular seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, gangguan sistem reproduksi, gangguan tulang
dan otot, serta jenis-jenis kanker tertentu. Selain itu, obesitas juga dapat memengaruhi kualitas
hidup seseorang, termasuk terganggunya pola tidur dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas
fisik. Untuk menentukan status obesitas, digunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), yang
diperoleh dari perbandingan berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter. IMT sering digunakan sebagai indikator utama, namun pengukuran tambahan seperti
lingkar pinggang juga penting untuk mengidentifikasi obesitas sentral. Pada anak-anak dan remaja,
klasifikasi obesitas menggunakan standar IMT yang telah disesuaikan berdasarkan usia dan jenis
kelamin.
Secara global, angka kejadian obesitas mengalami peningkatan yang sangat mencolok dalam
beberapa dekade terakhir. Menurut data (WHO, 2024), pada tahun 2022, diperkirakan satu dari
delapan orang di seluruh dunia hidup dengan obesitas. Jumlah orang dewasa yang mengalami
obesitas telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1990, sementara pada remaja
peningkatannya mencapai empat kali lipat. Masih pada tahun yang sama, sekitar 2,5 miliar orang
dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, dengan 890 juta di antaranya
termasuk dalam kategori obesitas. Angka ini merepresentasikan sekitar 43% populasi dewasa yang
mengalami kelebihan berat badan dan 16% yang mengalami obesitas. Fenomena serupa juga
ditemukan pada kelompok anak-anak. Pada tahun 2024, terdapat sekitar 35 juta anak di bawah
usia lima tahun yang mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, lebih dari 390 juta anak dan
remaja usia 5 hingga 19 tahun teridentifikasi mengalami kelebihan berat badan, dengan 160 juta
di antaranya termasuk obesitas. Data ini menunjukkan bahwa obesitas telah berkembang menjadi
masalah kesehatan masyarakat berskala global yang membutuhkan upaya pencegahan dan
penanggulangan secara terintegrasi dan berkelanjutan di berbagai sektor.
Adapun Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang diterbitkan oleh
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
prevalensi obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun menunjukkan tren peningkatan yang
signifikan. Pada tahun 2023, angka prevalensi obesitas tercatat sebesar 23,4%, meningkat dari
21,8% pada tahun 2018. Peningkatan ini mencerminkan memburuknya situasi obesitas di
Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Beberapa provinsi tercatat memiliki prevalensi
obesitas tertinggi, yaitu DKI Jakarta (31,8%), Papua (31,3%), dan Sulawesi Utara (30,6%), yang
menunjukkan adanya variasi geografis yang signifikan dalam distribusi kasus obesitas. Selain
obesitas umum, prevalensi obesitas sentral yang diukur berdasarkan lingkar perut pada penduduk
usia 15 tahun juga tergolong tinggi, dengan angka nasional mencapai 36,8%. Provinsi dengan
angka obesitas sentral tertinggi meliputi DKI Jakarta dan Sulawesi Utara (45,7%), serta Papua
Tengah (44,3%). Data ini menunjukkan bahwa obesitas tidak hanya merupakan persoalan
individual, melainkan telah menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang kompleks dan
multidimensional. Oleh karena itu, intervensi yang bersifat promotif dan preventif perlu segera
dirancang dan diterapkan secara masif, terutama melalui pendekatan berbasis komunitas yang
menyasar faktor gaya hidup dan lingkungan yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko
obesitas(Kemenkes RI, 2023).
Salah satu bentuk intervensi strategis yang digagas oleh pemerintah dalam upaya penanggulangan
obesitas adalah melalui Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS). Program ini
diluncurkan sebagai respons terhadap peningkatan prevalensi obesitas di Indonesia yang kini telah
menjadi isu kesehatan masyarakat berskala nasional. GENTAS bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga berat badan ideal sebagai bagian dari
penerapan pola hidup sehat. Gerakan ini berfokus pada pendekatan promotif dan preventif, dengan
menekankan pada pengaturan pola makan seimbang, peningkatan aktivitas fisik, serta pemantauan
status gizi yang berkesinambungan. Sebagai sebuah gerakan nasional, GENTAS melibatkan
seluruh elemen Masyarakat termasuk keluarga, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, serta
komunitas lokal dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terbentuknya perilaku hidup
sehat. Dalam konteks keperawatan komunitas, GENTAS berperan sebagai sarana intervensi yang
efektif karena mengedepankan keterlibatan langsung masyarakat dalam upaya pengendalian faktor
risiko obesitas. Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan edukasi kesehatan berbasis komunitas,
pelatihan kader kesehatan, dan kampanye publik yang dilaksanakan secara terintegrasi.
Pendekatan ini selaras dengan prinsip dasar keperawatan komunitas, yaitu pemberdayaan
masyarakat untuk mampu mengenali, mencegah, dan menangani masalah kesehatan secara
mandiri dan berkelanjutan.
Melalui implementasi GENTAS, diharapkan dapat terjadi penurunan prevalensi obesitas,
khususnya pada kelompok usia remaja dan dewasa muda yang merupakan kelompok paling rentan
terhadap dampak gaya hidup tidak sehat. Dengan demikian, GENTAS tidak hanya berfungsi
sebagai program kesehatan pemerintah, tetapi juga merupakan bentuk nyata intervensi
keperawatan komunitas yang mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pesan utama dari program GENTAS adalah mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup
sehat secara konsisten guna mencapai dan mempertahankan berat badan ideal, serta menekan laju
peningkatan obesitas melalui strategi promotif dan preventif berbasis partisipasi aktif seluruh
lapisan masyarakat.
Perawat komunitas sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan memiliki peran
penting dalam menyukseskan program GENTAS. Melalui pendekatan keperawatan komunitas,
perawat dapat memberikan edukasi kesehatan, melakukan skrining status gizi, serta mendampingi
perubahan perilaku sehat di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. Esai ini bertujuan untuk
mengkaji penerapan program GENTAS sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan
komunitas dalam pencegahan obesitas pada remaja, serta mengevaluasi kontribusi perawat dalam
mengimplementasikan strategi promotif dan preventif dalam menurunkan prevalensi obesitas
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2023). Hasil Utama Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.
https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/daftar-frequently-asked-question-seputar-hasil-
utama-ski-2023/hasil-utama-ski-2023/
Nugroho, A. (2021). Piring model T meningkatkan pengetahuan terkait obesitas pada remaja.
Darussalam Nutrition Journal, 5(2), 148--154.
Putra, E. S.; Nopindra, A. (2024). Video Animasi Piringku T Memperbaiki Sikap dan Keragaman
Makanan Remaja dalam Pencegahan Obesitas Sentral. 7(September), 526--531.
Rahmawati, H., Fatmawati, T. Y., Efni, N., & Ariyanto, A. (2023). Optimalisasi Gerakan
Nusantara Tekan Obesitas (GENTAS) pada Remaja. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 5(2),
375. https://doi.org/10.36565/jak.v5i2.538
Rohmatika, N., & Rosela, K. (2024). Hubungan Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Kejadian
Obesitas pada Anggota Polri di Polda Kalimantan Tengah STIKes Eka Harap , Indonesia
karena kurang menjaga pola makan dan jarang berolahraga . global yang mengancam
kesehatan masyarakat dunia , dengan sekitar 2 , 8 juta kematian akibat. 2(2).
Salsabila, L. (2023). Mewujudkan Keberlanjutan Program Gerakan Nusantara Tekan Obesitas (
GENTAS ) sebagai Pengendalian Obesitas : Tantangan dan Peluang di Era Modern.
December.
Wati, D. (2023). Aktivitas fisik, asupan serat dan status ekonomi dengan kejadian obesitas pada
remaja di SMP Negeri 11 Kota Banjarmasin. Malahayati Nursing Journal, 5(5), 1576--1586.
https://doi.org/https://doi.org/10.33024/mnj.v5i5.8188
WHO. (2024). Obesity and overweight. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/obesity-and-overweigh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI