Bayangin deadline tugas kamu tinggal beberapa jam lagi. Kamu belum mulai ngerjain, bahan bacaan belum dibuka, kopi udah dingin, bahkan otakmu masih stuck?! Lalu muncul ide penyelamat yaitu buka ChatGPT.
Ketik satu dua kalimat, dan Boom! jawaban muncul cepat, rapi, dan (seolah) masuk akal. Rasanya kayak nemu cheat code di tengah chaos tugas kuliah! Namun, sambil baca jawaban itu, muncul juga pertanyaan "Ini bener gak, ya?"
Di tengah tren AI yang makin merajalela, mahasiswa jadi salah satu pengguna paling aktif ChatGPT. Tapi di balik kenyamanan dan kepraktisannya, muncul dilema yang gak kalah penting, yaitu boleh percaya 100% gak sih sama ChatGPT? Atau justru harus waspada karena bisa menyesatkan kalau gak hati-hati?
ChatGPT: Teman Setia atau "Tukang Ngibul Digital?"
Buat sebagian mahasiswa, ChatGPT udah kayak sahabat baru. ChatGpt selalu ada, gak pernah capek, dan bisa jawab apa aja. Mulai dari ngerangkum materi kuliah sampai nulis puisi patah hati buat caption Instagram. Namun, seperti temen yang terlalu pinter, kadang dia juga bisa bikin masalah.
Salah satu masalah paling sering muncul adalah jawaban yang terlihat meyakinkan tapi ternyata ngawur. ChatGPT bisa bikin kutipan dari tokoh terkenal padahal tokohnya gak pernah ngomong itu. Atau ngasih referensi jurnal yang kelihatan ilmiah, tapi fiktif. Inilah kenapa, meskipun sering dipakai, gak semua mahasiswa benar-benar percaya sepenuhnya.
Intip Hasil Survei: Pakai ChatGPT, tapi Nggak Percaya Buta
Dari survei kecil ke beberapa teman mahasiswa dari berbagai jurusan, didapatkan hasil yang cukup menarik. Hampir semua responden pernah pakai ChatGPT, dan banyak juga yang cukup rutin menggunakannya, ada yang beberapa kali seminggu, ada juga yang nyaris tiap hari. Umumnya mereka pakai buat ngerjain tugas, cari ide, atau menyusun kalimat biar lebih enak dibaca.
Tapi yang bikin menarik, meskipun sering pakai, mereka nggak percaya buta. Sebagian besar bilang jawaban dari ChatGPT itu "kadang benar, kadang nggak." Jadi tetap harus dicek ulang sebelum dipakai beneran. Kalau ChatGPT ngasih jawaban yang terasa aneh, respon yang paling umum adalah cari sumber lain buat dibandingin, atau nanya ulang pakai kalimat yang berbeda.
Mereka juga mulai sadar sama risiko-risikonya, yang paling sering disebut adalah potensi ketergantungan, informasi yang salah, dan kemungkinan plagiarisme. Artinya, ChatGPT memang jadi alat bantu, tapi tetap digunakan dengan kritis.
Bagaimana Mahasiswa Menilai Kepercayaan terhadap ChatGPT?
Kepercayaan mahasiswa terhadap ChatGPT ternyata dipengaruhi banyak hal. Ini beberapa di antaranya:
Pengalaman Pribadi