Mohon tunggu...
Ratna Wungouw
Ratna Wungouw Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pekerja

Just Ratnaa...satu dari ribuan kartini abad 21

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"The Last Letter for Paris Van Java"

31 Desember 2017   19:38 Diperbarui: 1 Januari 2018   22:19 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.borndragon.com

31 Desember

Apa kabar mas,..

Tepat tengah malam saat kutulis surat ini.  Suara di luar terdengar hiruk pikuk, bunyi petasan dan kembang api saling berlomba seakan ingin menjadi yang terhebat di detik awal tahun 2018. Sesaat aku keluar melihat ke langit, sedikit mendung dan tak berbintang. sedang apa kamu mas...apakah kamu juga sedang memandang langit yang sama, apakah langit di atas paris van java juga sedang berpendar warna warni kembang api.

Mas yang dulu ku sayang, dan masih tetap tersayang sampai hari ini, kurasa...aku ini abu abu. Mengucapkan selamat tinggal berkali kali namun kaki ku tak juga melangkah kemanapun. Ini sudah penghujung musim...tahun sudah berganti, cerita cerita di dalamnya juga harusnya berubah. Perasaanku sudah usang untuk terus menerus di kisahkan, bahkan jari jemariku pun sudah enggan berkompromi ketika kuseret bertutur tentang kerinduan. Orang  tak lagi menunggu surat surat yang kutulis tentangmu. Siapa yang mau menyimpan cerita kita. 

Dari senja ke senja kutulis tentangmu, mengabadikan perasaan dan pikiranku, karena waktu tidak suka menunggu. Sebelum kita sama sama terhilang, setidaknya ada yang bisa kuingat , tentang suara tawamu , caramu memanggilku dan tatapan hangatmu.

Mas tercinta, gerimis turun  saat hitung mundur awal tahun 2018. Suara lonceng gereja tua di kota kita terdengar sayup dari kejauhan, mengajak dan menyuruhku menelangkupkan tangan, berdoa untukmu...untukku..untuk orang orang terkasih. Adakah yang lebih penting dari itu ? Entahlah. Berharap untuk kebahagianmu dan berdoa kamu menjadi pribadi yang lebih baik hari lepas hari.

Mas, apakah kali ini benar benar sampai waktuku. Apakah perempuan sepertiku selalu membutuhkan moment untuk melangkahkan kaki. Seperti nya iya. Ah memikirkan nya saja sudah membuat nafasku sesak, lalu bagaimana saat melangkah.

Mas tersayang, saat aku benar benar pergi nanti, siapa yang akan mengucapkan selamat pagi padamu, siapa yang akan mengingatkanmu waktu nya sholat dan istirahat dari pekerjaanmu yang tidak ada habisnya, siapa yang akan bertanya sudah makan atau belum. Saat aku benar benar melangkah nanti, siapa yang akan marah padamu saat kamu terlalu malam bergadang sambil merokok dan minum bir, siapa yang akan mengatakan hati hati di jalan saat perjalanan jauhmu , siapa yang akan mengganggu waktumu untuk sekedar mengatakan......mas, adek kangen. 

Mas, apakah kamu sedang duduk sendirian di teras rumahmu, di terpa dinginnya malam menunggu kantuk datang. Masuklah kedalam, dinginnya malam tidak baik untukmu. Atau kamu sedang bersama orang orang terkasih , meniup terompet tahun baru dan menyalakan kembang api. Percayalah, betapa inginnya aku menemanimu disana, namun itu hanya akan menjadi sebuah keinginan, karena menghormati kehidupanmu jauh lebih membahagiakanku ketimbang perasaanku.

Jaga diri baik baik disana mas. Hiduplah dengan bijak di manapun mas berada. Jadilah lelaki yang tangguh namun tetap teduh.  Kutulis semuanya dengan genangan di sudut mata. Kenangan tentang kita biarlah mengendap. Tidak perlu menjadi sesuatu, karena bukankah di waktu lalu kita sudah merasa bahagia hanya dengan saling diam dan berpegang tangan. Ada saatnya nanti di suatu tempat, jika kita beruntung, daun daun akasia yang melayang jatuh akan membawa kembali kenangan kita, saat kita sudah berdamai dengan keadaan.

Mas terkasih, suatu hari nanti kabari aku jika kamu pulang ke kota tua kita. Mungkin kelak tersedia waktu untuk bertemu, dan tertawa tanpa rasa sayang  yang menyesakkan. Cuaca dini hari sangat dingin disini, hingga aku merasa perlu merapatkan jaketku. Obat pereda demam sudah setengah jam lalu kuminum dan mataku mulai sayu. Beginilah keadaanku mas, aku sering di dera sakit, namun jangan kuatir, semuanya akan baik kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun