Di senjanya langit saat waktu heboh dengan budak korporat dan anak sekolah-an pulang, jalanan dipenuhi tayo, pasukan hijau, dan sesekali pasukan jingga, juga pasukan kuning ikut meramaikannya.
Tak lepas kendaraan pribadi kelas kakap sampai kelas bawah ikut berderet acak, para asongan cangcimen serta pedagang kaki lima tak pernah absen di lalu lalangnya jalan---berharap sesuap nasi bisa dibeli dari usahanya.
Masih kupandangi jalanan dari dalam ruangan: menunggu jalanan sedikit longgar, beristirahat sejenak sambil menggeserkan ke atas dan samping postingan kawan di dunia maya.
"Terima kasih untuk kamu yang selalu ada di hidupku sayang," isi caption  postingan kawan SMA yang baru saja wisuda.Â
"Makasih ya partner disegala cuacaku, mwuachh" disusul postingan kawan SMA yang lain yang tengah wisuda di lain tempat.
Ku refresh media sosialku agar bisa melihat postingan terbaru.Â
"Tidur, makan, beli baju, kuliah dibiayain orang tua giliran wisuda yang pertama kali di posting foto bareng pacarnya. Dasar anak jaman now," tulis salah satu ibu kawan SMA-ku yang ku follow waktu itu. Â Â Â Â Â Â