Mohon tunggu...
ratih
ratih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenapa dengan "Introvert"?

18 November 2017   20:20 Diperbarui: 18 November 2017   20:25 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memang, awalnya teman-teman mengenal saya sebagai anak rumahan. Karena saat teman-teman seusia saya dulunya sering hangout, nongkrong dan nyumpul-nyumpul di tempat-tempat hits sambil upload foto di sosial media, saya sejatinya sedang berada di my room sweet room yang sempit dan pengap sembari membaca buku, menulis diary atau mengutak-ngatik laptop. Yaa GueBeda, si introvert yang lebih senang di rumah. Lantas kenapa?

Di rumah, khususnya di kamar adalah tempat bagi saya mencari inspirasi dan mengatur planning menyangkut misi dan visi hidup. Bisa juga menggali kreatifitas dengan mengikuti tutorial-tutorial di Youtube atau aktif di forum-forum online hingga bisa sharing dengan banyak orang yang memiliki minat, bakat atau passion yang sama.

"Nongkrong yuk?, "gaul dong?" ajakan teman-teman saya dengan rada agak menyindir ketika itu. Hmm, saya tau mereka cuma basa-basi, sambil lirik-lirikan satu dan lainnya. Karena memang dugaan mereka selalu benar, saya pasti akan menolak.  Sebenarnya dulu saya pernah mencoba seperti mereka. Mencoba untuk kekinian seperti definisi mereka saat itu. Tapi ternyata GueBeda dan merasa tidak nyaman dengan itu semua.

Akhirnya saya menyadari dan menerima takdir sebagai seorang introvert. Ternyata tidak semua hal yang umumnya di lakukan orang lain ternyata cocok untuk kita. Menyadari bahwa sebagai seorang  introvert saya tidak nyaman dengan keramaian, agak selektif dalam bergaul dan lebih senang sendiri. 

Hingga bagi saya nongkrong sambil mengobrol hal-hal yang tidak terlalu penting itu benar-benar tidak worth the time. Waktu yang biasanya di habiskan untuk itu, kira-kira 2-3 jam, bisa saya gunakan untuk hal-hal yang saya sebutkan tadi, menambah kreatifitas dan set a plan. Lain halnya nyumpul-nyumpul untuk silaturahim-karena jarang bertemu atau diskusi hal-hal yang bermutu atau planning membuat suatu project bersama. Bukan seperti ajakan mereka saat pulang kuliah dulu, nongkrong dan hangout hanya agar di anggap kekinian untuk di share di sosial media.

Namun teman-teman saya tidak mengerti itu. Kata mereka sebagai anak muda kita memang harus mengikuti perkembang zaman, nongkrong di kafe, hang out ketempat-tempat populer atau share aktifitas di sosial media. Biar eksis dan kekinian katanya. Tapi tunggu dulu, siapa bilang si introvert ini tidak bisa eksis dan kekinian? 

Sebenarnya setiap orang itu memiliki caranya sendiri untuk menunjukan eksistensinya. Hanya saja caranya tidak selalu mainstream seperti kebanyakan orang. Kalau untuk seorang introvert, ia butuh waktu yang lama untuk menjalankan planningnya. Ada rangkaian persiapan  yang di lakukan, dan lagi-lagi di lakukan dalam kesendirian. Karena si introvert biasanya adalah seorang good planner dan perfeksionis, butuh waktu dan persiapan yang matang.

Maka masa-masa persiapan itu biasa saya lakukan di dalam kamar, di ruangan berukuran 3x3 yang agak sesak dan pengap. Sesak karena di penuhi segala tetek-bengek kebutuhan perkuliahan, seperti buku-buku dan pritilan-pritilan perempuan yang terlalu ramai serta pengap karena kurang lancarnya sirkulasi udara di karenakan jendela kamar yang terlalu kecil. 

Sedangkan untuk penggunaan AC saya hanya gunakan saat malam hari atau memang karena cuaca yang panas. Pengunaan AC seringkali membuat mata cepat lelah dan merah serta membuat kulit saya menjadi kering dan berujung gatal. Namun jika jendela di buka nyamuk-nyamuk akan masuk ke dalam kamar dan tentunya saya akan menjadi sasaran empuk mereka.  Yaa memang agak dilema dan memprihatinkan sih karena berpotensi mengganggu kesehatan dan kenyamanan bekerja.

Dalam hal ini pastinya si mama yang paling khawatir, namun beliau pula yang selalu tau cara mengantisipasinya. Ialah minyak kayu putih Cap Lang, yang sudah menemani saya sejak bayi sepertinya. Sejak SD saya selalu di bekali si Cap Lang ini kesekolah, karena mama paling tau kebiasaan saya menghabiskan waktu di perpustakaan. Perpusatakaan sekolah yang tak jauh beda dengan keadaan kamar saya sekarang-pengap, bisa-bisa membuat saya sesak nafas dan jadi sasaran gigitan nyamuk.

Tapi kalau sekarang KayuPutihAroma yang menjadi senjata ampuh saya di manapun berada. Biasanya setiap masuk kamar dan bersiap hibernate dalam waktu yang lama, tidak lupa saya mengoleskannya kesekujur tubuh. Jika AC di nyalakan KayuPutihAroma ini memberikan saya kehangatan, serta melindung kulit dari kering dan gatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun