Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada Terhadap Ideologi Transnasional

9 Juni 2020   04:30 Diperbarui: 9 Juni 2020   04:43 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu lalu ada berita yang mengabarkan bahwa ISIS menyatakan bahwa adanya wabah Covid-19 disebabkan oleh orang-orang kafir. Judul dan berita itu sangat provokatif, bukan saja bagi umat muslim tapi juga bagi seluruh penduduk dunia. Terlebih lagi, berita itu tidak mengandung kebenaran sama sekali.

Secara de facto sebenarnya ISIS telah runtuh, setelah desa terakhir di Syria yang akhirnya tahluk. Mereka sudah tidak punya lagi wilayah untuk berpijak. Karena itu tidak seharusnya mereka menyatakan diri sebagai ISIS ketika menyatakan pernyataan itu. Kedua, pernyataan bahwa itu disebabkan oleh kafir adalah sesuatu yang berlebihan. Kita semua tahu bahwa penyakit tidak mengenal suku, agama, bahasa, warna kulit dan lain sebagainya. Penyakit berkait dengan virus atau bakteri dan kebersian tubuh dan lingkungan kita.

Terlepas dari itu semua, memang tidak selayaknya ISIS memberikan pernyataan itu karena dunia tidak mendukung keberadaan mereka. Kita tahu banyak negara Islam menentangnya karena kekerasan yang mereka lakukan pada banyak kesempatan tidaklah mencerminkan Islam itu sendiri.

Kita mungkin sudah banyak membaca kisah beberapa media internasional yang menceritakan bagaimana orang-orang di seluruh dunia termasuk dari Indoensia, sudah terbujuk  untuk bergabung dengan mereka, antara lain dengan rayuan uang dalam jumlah besar. Akhirnya banyak orang tergiur dan akhirnya bergabung dengan aneka motivasi.

Apa yang dianjikan oleh ISIS ternyata nol besar. Di sana mereka menjadi pesuruh dan pekerja kasar dan bukan seperti yang dijanjikan. Para wanita banyak yang dijadikan budak dan diminta untuk melayani kebutuhan seksual para prajurit. Beberapa orang dimasukkan penjara karena menolak perintah mereka atau melanggar kesepakatan.

Anak-anak kecil dari keluarga yang mereka bawa akhirnya banyak yang mengenal kekerasan sebelum waktunya. Mereka mengangkat senjata dan diperkenalkan dengan banyak sikap kejam dan kekerasan dengan senjata. Akibatnya banyak diantara mereka yang akrab dengan bom  dan senjata lainnya.

Kita patut bersyukur bahwa negara kita punya Pancasila yang menjadi dasar dan melindungi kita dari banyak terpaan termasuk ideology transnasional termasuk radikalisme dan terorisme itu. Meskipun beberapa orang berangkat ke Syria dan bergabung dengan ISIS (dan mengalami kekecewaan pada akhirnya) sebagian besar bangsa Indonesia yakin akan kekuatan Pancasila dan menolak ideology kekerasan itu.

Karena itu kita memang harus selalu menjadikan Pancasila sebagai dasar dan arah dari kehidupan berbangsa kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun