Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - SINTARA Leadership

Konsultan Manajemen SDM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa, Ritual Ibadah Kuno

13 Maret 2024   08:26 Diperbarui: 13 Maret 2024   08:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patut bersyukur kita kepada Allah Swt, kali ini kita disampaikan kembali oleh Allah, dipertemukan kembali oleh Allah pada bulan yang mulia. Bulan yang menjadi dambaan. Bulan yang menjadi penantian bagi semua mahluk Allah. Karena bukan hanya orang mukmin yang diuntungkan. Ramadhan ini menjadi keuntungan seluruh mahluk-mahluk Allah. Jadi salah kalau kita tidak berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Patut kita bersyukur karena Allah pertemuakan kita dengan Ramadhan.

Ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan ibadah baru dalam kehidupan manusia. Bahwa puasa adalah ibadah kuno. Kenapa saya katakana ibadah kuno? Karena puasa bukan hanya diwajibkan kepada kita kaum muslimin tapi ibadah puasa juga diwajibkan atas umat sebelum kita. Seperti Nabiyallah Adam As diwajibkan oleh Allah lewat malaikat untuk berpuasa. Ketika Nabiyallah Adam As diturunkan dari surga menuju bumi, tubuhnya gosong, menghitam semua tubuhnya. Akhirnya Allah perintahkan kepada Nabi Adam lewat malaikat Jibril untuk berpuasa di tanggal 13, 14 dan 15.

Pada saat puasa pertama di tanggal 13, sepertiga dari tubuh Nabiyallah Adam memutih. Kemudian di tanggal 14 Nabiyallah Adam berpuasa dua pertiga tubuhnya memutih. Lalu di tanggal 15 di hari ketiganya, seluruh tubuh Nabiyallah Adam kembali memutih. Sehingga puasa ini dikenal oleh kita dengan saumu ayyamil bidh. Puasa putih. Jadi Nabiyallah Adam diperintahkan juga berpuasa.

Kemudian dengan Nabiyallah Daud As, bahkan ini puasa dikatakan sebaik-baiknya puasa. Kata Nabi sebaik-baiknya puasa adalah puasa Nabiyallah Daud As. Puasa yang hari ini puasa, besok tidak berpuasa, nanti kemudian berpuasa lagi, besoknya tidak berpuasa.

Puasa dilakukan juga oleh umat Yahudi ketika itu. Puasa Asyura. Allah perintahkan puasa tanggal 10 Muharram. Yang kemudian Nabi Muhammad Saw juga mengajak kepada umat Muhammad Saw untuk berpuasa. Tahun depan kalau umur panjang, maka puasa kita di tanggal 10 Asyura. Namun berbeda dengan orang Yahudi sebelumnya, Nabi memerintahkan untuk berpuasa di tanggal 9 dan 10 Asyura.

Kemudian umat Nasrani juga diperintahkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan, namun mereka umat Nasrani meminta kepada Allah pelaksaan ibadahnya tidak di bulan Ramadhan namun di pertengahan musim panas sampai pertengahan musim dingin. Perintah itu ditambahkan oleh Allah tidak sebulan puasanya tapi 50 hari puasa orang Nasrani. Kapan pelaksanaannya? Antara musim panas dan musim dingin.

Kita umatnya Rasulullah Saw pun melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, yang pada awalnya sahabat masih mengikuti puasanya seperti Nasrani dari isya sampai isya. Tapi ternyata ada ayat yang Allah turunkan: Uilla lakum lailata-iymir-rafau il nis`ikum, hunna libsul lakum wa antum libsul lahunn. Ini yang membedakan kita dengan umat Nasrani. Puasanya tidak dari isya sampai ke isya tapi dari setelah sahur sampai magrib.

Mudah-mudahan ibadah yang kuno ini menjadikan kita lebih baik dalam hidup.

Ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan ibadah baru dalam kehidupan manusia. Bahwa puasa adalah ibadah kuno. Kenapa saya katakana ibadah kuno? Karena puasa bukan hanya diwajibkan kepada kita kaum muslimin tapi ibadah puasa juga diwajibkan atas umat sebelum kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun