Mohon tunggu...
Rsy
Rsy Mohon Tunggu... Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melangkah dalam Langkah Kecil

5 Oktober 2025   14:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara sorak, denting bola basket, teriakan semangat dari tribun, dan bisik-bisik tegang di ruang pertandingan catur berpadu menjadi satu dalam atmosfer yang hanya bisa ditemukan di Canisius College Cup XL 2025. Sebagai panitia, aku menyaksikan langsung bahwa acara tahunan ini bukan sekadar kompetisi antar sekolah, tetapi juga panggung pembentukan karakter anak muda. Di balik setiap pertandingan, ada cerita perjuangan, kerja sama, dan keberanian untuk terus menjadi lebih baik. Itulah semangat yang dikenal di Kanisius sebagai magis.

Tahun ini, Canisius College Cup mencapai edisi keempat puluh. Pencapaian ini menunjukkan panjangnya perjalanan dan kuatnya semangat kepanitiaan di sekolah ini. Di tengah dunia yang semakin individualistis, ajang seperti CC Cup menjadi ruang berharga bagi anak muda untuk belajar arti kebersamaan, sportivitas, dan tanggung jawab. Sebagai panitia cabang catur, aku mendapat pengalaman berharga tentang bagaimana kompetisi kecil di ruangan kelas dapat menjadi tempat lahirnya karakter besar.

Catur sering dipandang sebagai olahraga yang tenang dan penuh keheningan. Namun di balik kesunyian itu, terdapat strategi, kesabaran, dan keteguhan hati yang luar biasa. Setiap langkah bidak lahir dari pertimbangan matang, bukan sekadar insting. Di situ aku melihat refleksi kehidupan anak muda masa kini. Dunia menuntut kita untuk bergerak cepat, tetapi terkadang langkah terbaik justru yang diambil dengan penuh pertimbangan dan ketenangan.

Sebagai panitia, tugasku tidak hanya memastikan papan dan jam catur berfungsi dengan baik. Aku juga harus menjaga suasana pertandingan tetap sportif dan adil. Ada kalanya peserta protes karena salah pencatatan waktu, ada yang gugup menghadapi lawan yang lebih berpengalaman. Dalam situasi seperti itu, aku belajar untuk menjadi penengah yang adil, mendengarkan dengan sabar, dan mengambil keputusan berdasarkan kebenaran. Di titik itulah karakter benar-benar diuji dan terbentuk. Nilai terbesar dari pengalaman ini bukan berasal dari kemenangan, melainkan dari bagaimana kita menyikapi setiap tantangan.

Magis bukan berarti selalu menjadi yang terbaik, tetapi selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya, bahkan ketika tidak ada yang melihat.

Menjadi panitia juga menguji ketahanan diri. Di tengah padatnya kegiatan sekolah, rasa lelah dan jenuh sering datang. Namun semangat teman-teman panitia yang terus bekerja dengan sukacita menjadi sumber kekuatan tersendiri. Aku belajar bahwa karakter tidak lahir dari kenyamanan, tetapi dari perjuangan yang dilakukan secara konsisten. CC Cup tidak hanya berbicara tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi tentang siapa yang mampu bertumbuh di sepanjang prosesnya.

Selama acara berlangsung, aku menyaksikan banyak bentuk solidaritas yang tulus. Ada peserta yang meminjamkan jam catur cadangan kepada lawannya yang kehabisan waktu. Ada panitia yang rela menunda istirahat untuk membantu beres-beres kelas. Semua tindakan kecil itu mengajarkan bahwa nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab, dan kejujuran tidak selalu perlu disampaikan lewat kata-kata. Tindakan nyata yang sederhana sering kali lebih bermakna.

Selain mempererat solidaritas, Canisius College Cup juga menjadi cermin bagi dunia pendidikan kita. Di tengah tekanan akademik yang sering membuat siswa hanya fokus pada nilai dan hasil, kegiatan seperti ini menumbuhkan karakter yang utuh. Anak muda belajar berpikir kritis, bekerja sama, dan tetap rendah hati meskipun berprestasi. CC Cup membuktikan bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang menjadi pintar, tetapi juga tentang menjadi manusia yang berkarakter.

Sebagai generasi muda, kami menghadapi dunia yang berubah cepat, penuh persaingan dan tuntutan. Namun nilai-nilai yang kami pelajari dari CC Cup seperti keberanian, tanggung jawab, dan semangat magis menjadi bekal penting. Ketika kami belajar untuk tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga menghargai proses, kami sedang membangun fondasi karakter yang akan bertahan jauh setelah kompetisi ini berakhir.

Anak muda yang berkarakter bukan hanya yang berani melangkah cepat, tetapi yang tahu kapan harus berhenti, berpikir, lalu melangkah dengan bijak

Canisius College Cup XL 2025 mungkin sudah berakhir, tetapi jejaknya tidak akan hilang dari hati kami. Bagi panitia dan peserta, CC Cup bukan sekadar ajang olahraga, melainkan sekolah kehidupan yang mengajarkan arti kerja sama, ketulusan, dan tanggung jawab. Dari hiruk pikuk lapangan hingga keheningan ruang catur, setiap detik yang kami jalani menanamkan nilai untuk terus bertumbuh dan berbuat lebih baik.

Sebagai CC Cup terakhirku, aku menutup perjalanan ini dengan rasa syukur yang mendalam. Aku belajar bahwa membangun karakter tidak terjadi dalam satu hari. Ia tumbuh dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari seperti datang tepat waktu, menepati janji, mendengarkan orang lain, dan melakukan sesuatu dengan hati. Pengalaman ini mengingatkanku bahwa makna magis sesungguhnya adalah semangat untuk menjadi lebih baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun