1. Kinjar
Kinjar adalah salah satu alat yang didesain khusus terbuat dari rotan yang berfungsi untuk wadah buah kopi ketika panen. Alat ini sangat dibutuhkan untuk menampung buah kopi yang dipetik secara manual. Alat ini mirip dengan bakul yang terbuat dari anyaman rotan, bambu dan plastik. Kinjar berasal dari suku semende sumatera selatan yang berarti wadah.Â
Awalnya kinjar hanya digunakan untuk wadah pengangkut ketika mengambil kayu bakar, namun semenjak ada kebun kopi alat ini dipakai untuk wadah kopi ketika memetik buah kopi (mutil). Kinjar juga sangat terkenal didaerah lampung, yang diperkenalkan oleh suku semende yang merantau ke daerah lampung.Â
Sekarang yang menggunakan kinjar saat mutil, bukan hanya suku semende saja tetapi  hampir setiap daerah sudah menggunakannya seperti suku jawa, suku sunda, suku lampung dan lain-lain.Â
Kinjar dengan bahan rotan memiliki kelebihan sangat kuat, kokoh, praktis dan tahan lama. Harganyapun cukup terjangkau  dengan uang Rp.35.000-Rp.50.000 sudah dapat satu buah kinjar. Kapasitasnya satu kinjar dapat menampung buah kopi basah 25-30 kg.
 2. Karung
Karung untuk penampungan biji kopi sangat beragam jenis dan ukurannya, tergantung masing-masing wilayah untuk memilih jenis dan ukurannya.Â
Umumnya petani kopi menggunakan karung yang terbuat dari bahan plastik, ada yang berukuran 50 kg dan ada juga yang ukuran 100 kg.Â
Kalau yang dipakai untuk penampungan kopi basah biasanya menggunakan karung yang ukurang 50 kg karena praktis dan mudah ketika di angkat naik turun kendaraan dari kebun atau masuk dan keluar gudang. Â
Untuk penampungan biji kopi kering didalam gudang menggunkan karung platik dan serat goni yang berukuran 100 kg. Dikalangan petani tradisional karung goni jarang digunakan karena harganya cukup mahal juga pisiknya agak berat.Â
Karung goni banyak digunakan oleh Pengepul dan perusahan-perusahan untuk menampung biji kopi kering yang siap ekspor atau untuk penyimpanan kopi kering dalam jangka lama.
3. Tali rafia
Tali yang praktis untuk menjahit karung adalah tali yang terbuat dari platik yang dikenal dengan sebutan tali rafia. bagi petani kopi wajib punya, kegunaanya untuk menjahit karung yang sudah penuh agar biji kopi tidak tabur. Karung yang sudah dijahit siap diangkut atau disusun. disamping itu juga mengarut karung bisa menggunakan tali dari bahan lain seperti tali tambang atau tali benang, tetapi jarang digunakan oleh petani kopi karena kurang praktis.
4. Jarum karung
Jarum karung ukuran lebih besar dibanding dengan jarum jahit kain. Jarum karung atau sering disebut jarum karut mempunyai bentuk agak besar dengan lubang dipangkal agak lebar untuk memudahkan memasukan tali ke jarum, pada bagian ujung lancip dan agak bengkok untuk memudahkan ketika menjahit karung secara manual.Â
Jarum karut terbuat dari besi ukuran panjang antara 10-15 cm, dipasaran sangat mudah didapat atau beli secara online, harga jarum karut berkisar Rp. 1.000- Rp. 2.500 per buah.
5. Terpal
Terpal yang biasa di gunakan oleh petani kopi adalah terpal yang terbuat dari plastik dengan ukuran yang beragam serta warna yang berbeda-beda, warna yang umum biru dan orange. Terpal yang dijual ditokodi atau pasar sangat beragam ada yang dijual per gulung atau per meter ada juga yang sudah dibuat sesuai ukuran.Â
Terpal yang sudah jadi ukurannya berbeda-beda ada yang ukurang 4 X 4 meter, 4 x 6 meter, ada 8 X 12 meter dan seterusnya dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kualitas terpalnya.Â
Kegunaan terpal dikalangan petani kopi adalah untuk alas jemur, untuk tutup ketika kopi dikumpulkan setelah dijemur. Di samping itu terpal sangat banyak kegunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
6. Lantai jemur
Lantar jemur peranan sangat penting yaitu untuk penjemuran kopi. Petani kopi masih umum untuk proses pengeringan kopi masih menggunakan sinar matahari, maka dari itu lantai jemur harus di miliki semua petani kopi. Lantai jemur ada yang sudah permanen sudah di lapisi semen namun juga ada yang masih menggunakan tanah.Â
Di perkampungan petani kopi biasanya pekarangan rumah di jadikan lantai jemur, bagi petani kopi yang bermukim dikebun mereka membuat lantai jemur disamping gubuknya. Lantai jemur sangat mempengaruhi terhadap mutu kopi.Â
Lantai jemur yang sudah permanen dengan alas tembok disamping dapat meningkatkan mutu kopi juga dapat mempercepat proses pengeringan. Penggunaan lantai jemur masih terbatas hanya pada kalangan petani kopi yang sudah mampu karen untuk membuat lantai jemur permanen memerlukan biaya yang banyak.Â
Lantai jemur beralaskan tanah banyak dilakukan oleh petani kopi yang bermukim diumbul-umbul/talang biasanya dibikin disamping gubuk.Â
Ada beberapa  kekurangan dari lantai jemur tanah dapat mempengaruhi pada mutu kopi terutama aroma, biji kopi berbau tanah.Â
Selain itu lantai tanah  dapat memperlambat proses pengeringan terutama pada musim hujan karena tanah selalu basah. Tapi bagi petani kopi yang kreatif walau lantai jemurnya tanah mereka siasati menggunakan alas terpal cara ini juga dapat meningkatkan mutu kopi.
7. Green house penjemuran biji kopi
Green house berbentuk bangunan rumah kaca banyak digunakan untuk budidaya tanaman pertanian dan untuk proses pengeringan hasil pertanian seperi padi, jagung, selai pisang, kopi dan lain-lain. Green house pengeringan biji kopi umumnya menggunakan atap platik UV 200-250 mikron atau disesuaikan dengan kemanpaun.Â
Bahan-bahan untuk membuat green house disesuaikan dengan kemapuan bisa menggunakan krangka baja ringan, kayu dan bambu. Biasanya pembuatan green house sudah di lengkapi rak-rak untuk meletakan biji kopi yang sudah dipisahkan dari kulitnya. Pengeringan kopi menggunakan green house sangat epektif serta kualitas biji kopi terjamin dan dapat menghasilkan aroma kopi yang harum. Kelebihan lain dari green house adalah suhu udara yang panas antara 40 ͦ-45 ͦ  celsius dapat mempercepat proses pengeringan, biji kopi yang semula mengandunga kadar air 60% bisa diturunkan menjadi 12,5% dalam kurun waktu 12-15 hari.
Green house digunakan untuk pengeringan kusus biji kopi petik merah untuk meningkatkan kualitas mepertahankan aroma serta meningkatkan daya jual dengan harga yang tinggi. Ada beberapa kelemahan dari green house yaitu  biaya pembuatan cukup mahal, serta tidak tahan lama kalau menggunakan  bahan-bahan yang tidak berkualitas, terutama plastik penutup cepat lapuk.