Irak: Negeri Tanpa Kedaulatan
Irak saat ini adalah medan perang yang tak diakui antara dua kekuatan besar: Amerika dan Iran.
*Amerika masih punya pangkalan militer, drone, dan pengaruh politik di jantung pemerintahan Irak.
*Iran mengendalikan puluhan milisi Syiah bersenjata dan partai politik dominan di parlemen Baghdad.
Irak tidak berdaulat. Ia seperti tanah kosong yang dijadikan papan catur dua adikuasa. Rakyatnya hanya bidak yang dikorbankan.
Korupsi, Kemiskinan, dan Kematian Identitas Nasional
Meski memiliki cadangan minyak terbesar kelima di dunia, rakyat Irak tetap miskin.
*Listrik mati berjam-jam per hari,
*air bersih langka,
*pengangguran tinggi,
*dan sistem kesehatan nyaris kolaps.
Setiap kementerian dikuasai faksi politik atau milisi. Korupsi dilembagakan. Rakyat menyebutnya "negara tanpa negara."
Yang lebih menyedihkan: identitas nasional hancur. Irak bukan lagi "negara Irak," tapi kumpulan kelompok sektarian yang hanya setia pada etnis, mazhab, atau milisi mereka.
Bandingkan dengan Era Saddam? Ironis Tapi Realistis
Saddam Husein adalah diktator. Tidak ada yang membantah itu. Ia menindas lawan politik, menggunakan kekerasan brutal, dan mengekang kebebasan.
Tapi di bawah Saddam:
*Irak punya sistem pendidikan terbaik di Timur Tengah,
*layanan kesehatan gratis,
*nasionalisme yang kuat,
*dan negara yang berfungsi.
Kini, di era pasca-Saddam, Irak punya demokrasi di atas kertas, tapi tidak punya negara dalam kenyataan.