Mohon tunggu...
Ra RuNias Production
Ra RuNias Production Mohon Tunggu... Lainnya - Suka membaca

Senang dengan cerita dan perjalanan menggunakan bus.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Keluargaku

31 Juli 2021   13:48 Diperbarui: 3 Agustus 2021   08:24 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wonogiri, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, tanah yang gersang dan dipenuhi gunung kapur, tidak salah kalau banyak pemuda yang merantau meninggalkan desa kelahirannya untuk berjuang mengadu nasib di Ibukota Jakarta. Demikian pula kedua orang tuaku. Tahun 1970 an mereka meninggalkan desanya dengan berbekal ijazah SR ( Sekolah Rakyat ) setara dengan SD ( Sekolah Dasar ) di saat ini. Mencoba mengadu nasib di Kota besar tanpa sanak saudara, menggelandang mencari tempat berteduh, segala pekerjaanpun dijalani, mulai dari menjual kangkung, menjadi kondektur bus kota dan pedagang bakso. Tidak banyak pemuda yang bisa survive hidup di kota besar hanya berbekal ijasah minimum. Alhamdullillah kedua orang tuaku bisa menjalaninya, bahkan menurut saya Sukses karena anak-anaknya sudah bisa mandiri saat mereka pensiun dan meninggalkan dunia ini.

Penghargaan
Penghargaan

Bermula dari niat memperbaiki hidup, disaat yang lainnya transmigrasi ke pulau Sumatera, kedua orang tuaku merantau ke Jakarta, mencoba keberuntungan di berbagai bidang. Dengan kegigihan yang di lakukan, akhirnya bapakku bisa menjadi tenaga honorer penjaga sekolah dasar di bilangan jatinegara, Jakarta Timur. Berkat bantuan Kepala Sekolah saat itu beliau berhasil juga menjadi pegawai negeri golongan 1A. Beliau sangat tekun bekerja sejak ditempatkan di SDN Cakung 11 pagi ( sekarang menjadi SDN Cakung Barat 08 Pagi ) tidak pernah di mutasi, sampai beliau pensiun dan akhirnya memiliki rumah di Cakung juga. Tepatnya di jalan Tipar Cakung Jakarta Timur. 

Kakakku, Aku, Adikku dan Sepupuku/Dokpri
Kakakku, Aku, Adikku dan Sepupuku/Dokpri
Masa sulit silih berganti dilaluinya dalam menjalani hidup. Pernah satu ketika, hendak menyekolahkan kakakku ke SMP harus meminjam uang ke pihak Koperasi Sekolah, yang pengembaliannya di cicil selama 3 tahun, persis dengan kelulusannya. 

Untuk menambah penghasilan, saat pagi hari Ibuku berjualan Nasi uduk, tetapi tidak bertahan lama karena hasil yang didapat juga tidak banyak. Atas saran dari pakdeku, ibuku berganti jualan Jamu Gendong. Memang banyak perantau dari Wonogiri yang istrinya berjualan jamu dan suaminya berjualan bakso. Ibuku awalnya hanya jualan di pagi hari saja. Beliau menyiapkan dagangannya sejak pukul 03.00 dini hari. 

Pada tahun 1985 lahirlah adikku, kami menyambutnya dengan suka cita, walaupun perekonomian kami tidak mewah juga, ibuku harus tetap berjualan jamu gendong, bahkan sekarang jualannya juga sore hari. Saat itu untuk membantu merawat adikku yang masih bayi, kami dibantu oleh seorang saudara dari jawa, tentunya dengan memberi imbalan yang tidak banyak, karena perekonomian kami juga tidak mewah. Ketekunan ibuku berjualanlah yang membuat ekonomi kami beranjak membaik, karena selain berjualan jamu, ibuku juga mengkreditkan barang-barang berupa kain dan sprei. 

Kakakku dan Aku/Dokpri
Kakakku dan Aku/Dokpri
Saat kakakku lulus STM, berkat doa kedua orang tuaku, kakakku bisa langsung di terima kerja disebuah perusahaan Otomotif di bilangan Sunter, Jakarta Utara. Sejak Kakakku bekerja, perekonomian kami sudah lumayan membaik. Waktu itu aku masih sekolah STM dan sebagian biaya sekolahku di bantu kakakku. Selang 2 tahun kemudian aku pun lulus STM dan mengikuti jejak kakakku bekerja di perusahaan yang sama dengan kakakku. Adikku sudah berangsur besar dan dia memutuskan untuk melanjutkan di pesantren. Selepas sekolah dasar, adikku mondok di Jombang, Jawa Timur sampai lulus SMA. selama 6 tahun dia menimba ilmu di pondok pesantren. Lulus dari SMA dia kembali ke Jakarta dan kuliah di perguruan tinggi swasta di Bekasi.

Perjalanan Bersama Orang Tuaku/Dokpri
Perjalanan Bersama Orang Tuaku/Dokpri

Saat ini kami sudah memiliki keluarga masing-masing dan kedua orang tuaku sudah mendahului kami menghadap Allah SWT. Hanya Doa yang bisa kami panjatkan untuk mereka berdua, yang sudah sangat berjasa dalam mendidik kami. Banyak ilmu yang kami dapat dari perjalanan hidup kedua orang tua kami. Satu pesan yang sampai saat ini selalu kami jalankan, kalau bekerja datanglah tepat waktu, kalau rumah kamu jauh berangkatlah lebih awal, kalau masih terlambat berangkat lebih awal lagi, dan begitu seterusnya sehingga tidak ada kata terlambat datang kalau kita menjalaninya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun