Bermain Sosio-Drama: Belajar Adab Lebih Asyik & Menarik

Semarang– Rabu, 25 Febuari 2025, mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang (UNNES), Della Aprilya Rara Imelsiana, melaksanakan kegiatan bimbingan klasikal dengan metode sosiodrama bertema Adab kepada Guru di SDN 02 Gentan. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Bakti Akademisi sebagai bentuk penerapan langsung teori layanan dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Kegiatan dilaksanakan di ruang kelas II pukul 12.30 WIB dan diikuti oleh 60 siswa dari kelas III, IV, dan V. Sebelum dimulai, siswa diberikan pengantar mengenai pentingnya nilai adab dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks hubungan antara siswa dan guru. Materi disampaikan secara lebih interaktif menggunakan metode sosiodrama, yaitu teknik bimbingan di mana siswa diminta memainkan peran dalam situasi sosial tertentu yang mencerminkan kondisi nyata. Dalam kegiatan ini, terdapat 6 siswa yang berperan memainkan drama, sedangkan siswa lainnya sebagai penonton. Drama ini terdiri dari 4 adegan yang semuanya menunjukan contoh perilaku tidak baik sebagai siswa dan bagaimana siswa dalam drama mengubah perilakunya menjadi lebih baik. 

Setelah penampilan, dilakukan sesi diskusi terbuka yang dipandu oleh mahasiswa. Siswa lain diajak untuk menilai perilaku yang ditampilkan dalam drama, mengidentifikasi bentuk sikap yang sesuai maupun yang tidak pantas, serta menyampaikan pendapat pribadi mereka tentang bagaimana sebaiknya bersikap terhadap guru. Diskusi berlangsung aktif dengan banyak siswa yang turut memberikan tanggapan dan berbagi pengalaman pribadi.

Kegiatan diakhiri dengan doa dan pembagian bingkisan sebagai hadiah. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dalam suasana tertib, kondusif, dan partisipatif. Siswa menunjukkan antusiasme baik saat memerankan drama maupun saat sesi diskusi berlangsung. Tidak ditemukan kendala berarti selama proses pelaksanaan.

Melalui metode yang melibatkan partisipasi aktif seperti sosiodrama, siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman konseptual tentang adab kepada guru, tetapi juga mengalami langsung proses pembelajaran sosial melalui peran, interaksi, dan refleksi diri.