Mohon tunggu...
Raras Galuh Safira
Raras Galuh Safira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Raras Galuh Safira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Dewasa

18 November 2020   21:35 Diperbarui: 18 November 2020   21:37 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minggu pagi, waktunya berkebun lagi
mata anak itu berbinar kala ayahnya menyiapkan peralatan berkebun, Lengkap dengan sarung tangan serta sepatu but kebesaran. Ia melompat kegirangan dan mengamburkan dirinya ke kebun kecil yang ada di pekarangan belakang rumah

"Hari ini wahyu mau nanam apa?" tanya ayahnya
"Wahyu mau nanam bunga mawar buat mama" seru anak itu penuh semangat.
Ayahnya terkekeh melihat antusias anak sulungnya dan mengajaknya memulai pekerjaan berkebun mingguan mereka.
"Ayah ayah lihat deh" Seru wahyu
"Ada yang aneh dari tanaman tomat kita! ada yang menggantung disini" Ayah segera menghampiri wahyu
"Oh, Wahyu tau ndak apa namanya itu?" Gio menggelengkan kepalanya
"Itu namanya kepompong"
"Kepompong itu apa yah?" Mata anak itu kembali menyala karena penasaran.
"Kepompong itu, ulat yang sedang tidur panjang sebelum lahir kembali jadi kupu-kupu" Jawab ayah
"Tuh seperti ulat hijau itu yang suka makan daun tanaman tomat kita, nantinya dia akan jadi kepompong seperti ini sebelumnya akhirnya jadi kupu-kupu"
"Jadi kupu-kupu itu dulunya ulat yah?" Ayah mengangguk.
"Kelak dalam hidup, wahyu akan menemukan banyak rintangan sebelum akhirnya lahir kembali dan jadi pribadi yang lebih dewasa" Jelas ayah yang di dengan oleh wahyu dengan seksama. 

Mata anak itu masih menyala kala mendengar penjelasan ayahnya. Entah mengapa wahyu selalu menyukai ilmu baru yang di dapat dari ayahnya. Mungkin benar, wahyu belum sepenuhnya paham maksud ucapan ayah.
Tapi wahyu percaya setiap manusia bisa lahir kembali dan menjadi pribadi yang lebih baik seperti apa yang dikatakan ayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun