Mohon tunggu...
Ranto Sibarani
Ranto Sibarani Mohon Tunggu... Advokat/Pengacara -

Ranto Sibarani adalah seorang Advokat/Pengacara. Saat ini sedang menyelesaikan study Pascasarjana Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara. Selain aktif sebagai Konsultan Hukum, juga aktif sebagai Tenaga Ahli di Komisi A DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Surat Ini Ungkap Keluhan Turis Sejak Tahun 2005 di Danau Toba

28 Agustus 2015   13:07 Diperbarui: 28 Agustus 2015   13:09 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Kawasan Danau Toba sudah terkenal sebagai salah satu kawasan yang menjadi daya tarik turis untuk mengunjungi Provinsi Sumatera Utara. Danau Toba yang memiliki luas perairan mencapai 110.260 Ha dan keindahan alamnya yang luar biasa telah menjadikannya sebagai suatu kawasan yang diminati turis dari manca negara. Namun keindahan tersebut saat ini terancam karena ulah manusia yang mengeksplorasi secara berlebihan alam Danau Toba.

 

Penebangan pohon terus menerus, penggunaan zat kimia untuk pengolahan kayu disekitarnya, pengembangan keramba jaring apung yang memicu masuknya zat-zat asing dari puluhan ton pakan ikan yang dimasukkan ke Danau Toba, ditambah lagi limbah industri, hotel dan rumah tangga yang dibuang ke Danau Toba, semua hal tersebut sedang mengancam keindahan dan keasrian Danau Toba.

Penurunan jumlah turis yang mengunjungi Kawasan Danau Toba adalah suatu hal yang patut dipertanyakan berhubungan dengan situasi yang disebutkan tadi.

 

Kita tidak meragukan daya tarik Danau Toba dan alamnya bagi turis mancanegara, namun kita harus melirik hal lain yang menyebabkan enggannya turis datang kesana. Tidak sedikit turis mancanegara dan turis lokal yang baru-baru ini mengeluh mengalami gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya setelah mandi di perairan Danau Toba. Bahkan ada laporan berkembangnya sejenis lintah yang bisa masuk ke tenggorokan, hidung dan telinga turis yang mandi di Danau tersebut. Benarkah sudah sedemikian berbahaya air Danau Toba untuk manusia?

 

Turis sudah mengeluh sejak tahun 2005

Keluhan tentang tercemarnya air Danau tersebut ternyata sudah sangat lama disampaikan oleh turis mancanegara kepada pihak berwenang di Sumatera Utara. Surat Kepala Badan Pariwisata Sumatera Utara tertanggal 16 Desember 2005, yang saat itu dijabat oleh Henry Hutabarat barangkali merupakan suatu bukti bahwa sejak tahun 2005 Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam hal ini Bapedalda sudah diperingatkan untuk memprioritaskan penelitian kualitas air Danau Toba, surat tersebut dibuat Henry karena adanya laporan turis Eropa yang mengalami gatal-gatal setelah mandi di Danau Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun