Mohon tunggu...
Rani elisa purba
Rani elisa purba Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang belajar dan mengajar

Sibuk untuk hidup atau sibuk untuk mati. Menulislah selagi hidup, karena hidup bukan soal durasi tapi kontribusi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Seorang Teman-ASN Kitab Pancasila Terbuka

16 November 2021   20:59 Diperbarui: 16 November 2021   21:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar status sebagai ASN atau lebih akrab PNS bukanlah hal yang baru di kalangan masyarakat. Tidak heran jika sejak SMA, para orang tua mendorong dan mengarahkan anaknya untuk segera mendaftarkan diri sebagai PNS sesegera mungkin. Pandangan tersebut acapkali didasarkan pada pola pikir bahwa menjadi seorang PNS/ASN merupakan titik puncak pencapaian hidup yang nyaman. 

Bagaimana tidak, banyak masyarakat melihat kehidupan seorang ASN/PNS dipermukaan seolah tidak memiliki beban pergumumalan secara khusus dalam aspek ekonomi. Perut buncit dan berkantong tebal, begitulah ciri khas yang terlihat tiap kali melihat para ASN/CPNS dengan seragam khasnya, plat kedraan berwarna merah dan juga berbagai aksesoris pendukung lainnya.

Status tersebut seharusnya menjadi sebuah keputusan besar bagi hidup. Memutuskan untuk terlibat sebagai ASN/PNS seharusnya memiliki makna penyerahan diri terhadap NKRI, sehingga Semua aksesoris tersebut menjadi hal yang layak dan berharga untuk diperoleh. 

Mengacu pada UU No  5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa pembentukan ASN didasarkan pada tujuan pelaksanaan cita-cita bangsa Indonesia dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945.

 Berdasarkan peraturan undang-undang tersebut, syarat ASN yang diharapkan antara memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menjadi ASN pada dasarnya tidak pernah begitu mudah dikarenakan ketika seseorang mengambil keputusan menjadi bagian dari ASN maka hal ini berarti ia harus menyingkirkan ideologi pribadi dan mengabdikan seluruh hidupnya pada ideologi pancasila. Menjadikan pancasila sebagai ideologi haruslah ditandai dengan kebiasaan hidup yang mencerminkan nilai-nilai pancasila dalam tindakan, perbuatan, perkataan bahkan dalam pengambilan keputusan. 

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi dalam acara sosialisasi pemantapan nilai-nilai pancasila di Kota Makasar menyampaikan bahwa ASN wajib menjadi agen dalam pengarusutamaan Pancasila dan dilarang keras untuk menjadi agen Ideologi ekstrimis, radikalisme, dan ideologi tranasional.

Pada saat ASN dalam menjalankan tugasnya telah mengambil janji dan sumpahnya dengan menunjukkan bukti kecintaannya pada pancasila maka sudah seharusnya setiap pribadi ASN menjadi sebuah kitab pancasila yang terbuka dan bersedia dibaca oleh jutaan pasang mata. Ini adalah suatu tugas mulia yang harus dijalankan 24 jam sehari, dimulai dengan bangun pagi hingga bertemu pagi lagi dan setiap jengkal langkah kaki menjadi jejak yang akan melekat di pikiran masyarakat sebagai hasil pembacaan kitab terbuka.  

Pancasila dengan lima sila yang mengandung nilai-nilai didalamnya haruslah dianggap sebagai atribut diri yang melekat dan menjdi karakter bagi seorang ASN sehingga dalam menjalankan tugas dan jabatannya menuntut performa yang penuh integritas dan bersaha. Khususnya dimasa-masa pandemi ini, tidak dipungkiri bahwa tuntutan masyarakat akan pelayanan yang bekualitas semakin meningkat. Demi mencapainya tujuan mulia Bangsa Indonesia didirikan maka segenap barisan ASN berperan sebagai tombak utama untuk menyentuh kebutuhan masyarakat.

Keadaan pandemi ini telah merambat di Indonesia dan menimbulkan dampak dalam berbagai ranah kehidupan Bangsa Indonesia tanpa memandang jenis lapisan masyarakat. Kondisi ini menjadi salah satu faktor  membuat nilai-nilai pancasila nyaris memudar bahkan dikalangan para ASN. Masyarakat sudah sangat dekat dengan media dan hampir semua aktivitas pemerintah dapat ditonton langsung oleh masyarakat. 

Banyaknya media yang memberitakan bahwa para ASN cenderung mendapatkan ekstra perlindungan dan prioritas membuat rasa percaya masyarakat kepada pemerintah mulai memudar. Prior knowledege masyarakat tentang ASN sudah memburuk dan semakin memburuk lagi dengan keadaan saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun