Mohon tunggu...
Rani Fitriana
Rani Fitriana Mohon Tunggu... Guru - Guru di SDIT Luqman Al Hakim Kudus

Saya ibu yang mempunyai 3 orang anak dan juga seorang guru SD yang sudah 16 tahun mengajar di SDIT Luqman Al Hakim Kudus. Saat ini baru menyukai hobi bercocok tanam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Kelas 6 SDIT Luqman Al Hakim Kudus

25 November 2023   23:09 Diperbarui: 25 November 2023   23:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Kelas 6 SDIT Luqman Al Hakim Kudus Menggunakan Model (STAD) Berbantuan Media Pembelajaran Jam Pecahan 

Oleh: Rani Fitriana, S.Pd

Pendahuluan

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan materi matematika yang kuat sejak dini, namun kenyataannya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Matematika dianggap sulit dan banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan, juga banyak hitungan yang rumit. Hanya sebagian kecil siswa yang menyenangi pelajaran matematika.

Pembelajaran Matematika di SD lebih banyak beraktivitas dengan benda konkrit, yang dekat dengan peserta didik atau biasa ditemui oleh peserta didik dalam kesehariannya. Proses pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model Student Team Achievment Student (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran student teams achievement division (STAD) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi dan mencapai prestasi secara maksimal.

Sudarsa (dalam Bakhtiar 2016)), mengatakan bahwa dalam pembelajaran Kooperatif Learning tipe STAD memberi kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana kondusif kepada siswa untuk mengembangkan sikap, nilai, dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber pembelajaran melainkan berperan sebagai mediator, fasilitator, dinamisator, dan manajer pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi selalu terdorong untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi juga tekun dalam menghadapi tugas, ulet, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan, memiliki minat yang tinggi terhadap bermacam- macam masalah, bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapat dan senang mencari serta memecahkan masalah. Menurut Rusman (2010:215-216) yang terdiri dari 6 langkah yaitu : 1). Penyampaian tujuan dan motivasi, 2) Pembagian kelompok, 3) Presentasi dari guru, 4) Kegiatan belajar dalam tim, 5) Kuis/ evaluasi, 6) Penghargaan prestasi tim.

Berdasarkan data nilai siklus 1 yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika siswa kelas 6 di SDIT Luqman Al Hakim Kudus masih banyak yang di bawah KKM. SDIT Luqman Al Hakim Kudus menetapkan KKM nya yaitu 75. Kelas 6 Al Hakim siswanya berjumlah 16 anak. Dari 16 siswa, yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 6 siswa atau 40% sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKTP sejumlah 10 siswa atau 60%. Beberapa  permasalahan yang dialami saat proses pembelajaran adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, media yang digunakan belum interaktif ,pembelajaran masih berpusat pada guru, Beberapa siswa masih belum memahami matematika dasar (perkalian dan pembagian), dan banyak siswa yang pasif saat pembelajaran.

Pembahasan

Pada pelaksanaan Siklus 1, guru menggunakan  model pembelajaran Student Team Achievment Student (STAD) dengan menggunakan power point dan media pembelajaran jam pecahan.  Pada siklus 1 ini, guru pada awalnya menayangkan PPT yang berisi materi pecahan (penjumlahan dan pengurang pecahan). Kemudian guru mengajak siswa bermain jam pecahan untuk memudahkan siswa memahami materi. Siswa maju ke depan kelas untuk bergantian mempraktekkan. Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. Setiap kelompok berjumlah 4 siswa dan diberi lembar kerja kelompok. Para siswa berdiskusi dan mempresentasikannya setelah selesai mengerjakan. Guru memberikan reward kepada semua kelompok yang sudah berhasil menyelesaikan tugasnya. Pada pelaksanaan siklus 1 masih ada beberapa masalah, diantaranya:  ada beberapa anak yang belum aktif (masih menggandalkan teman),  model pembelajaran yang digunakan guru belum maksimal (ada langkah pembelajaran yang belum tersampaikan), media yang digunakan guru belum bisa mencakup semua siswa (guru hanya membawa 1 media jam pecahan), dan hasil belajar siswa yang masih rendah. 

Permasalahan yang terjadi di siklus 1 akan diselesaikan pada siklus 2 dengan menambah video pembelajaran sebagai pemdamping PPT dan media pembelajaran jam pecahan di siklus 1 yang jumlahnya hanya 1, akan ditambah menjadi 4 agar setiap kelompok bisa menggunakannya.   Pada siklus 2 ini,  siswa ditayangkan video pembelajaran yang bisa  membuat siswa tertarik dan fokus pada pembelajaran. Kemudian, guru mengajak siswa bermain jam pecahan untuk memudahkan siswa memahami materi. Jam pecahan tersebut kemudian dibagikan ke setiap kelompok agar semua siswa bisa bergantian mencobanya. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapatkan kesempatan yang sama. Para siswa berdiskusi mengerjakan LKPD dan mempresentasikannya. Guru juga memberikan games kelompok dan memberikan reward ke semua siswa. Suasana kelas menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.


Kesimpulan

            Model Kooperatif Learning tipe STAD bertujuan untuk membantu memotivasi siswa agar aktif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD berpengaruh positif dan dapat meningkatkan motivasi, sikap sosial, dan hasil belajar siswa. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa di lihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajarannya menarik juga mudah dipahami. Faktor  keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksaanaan pembelajaran yang  sudah dibuat.

Selain itu, hasil belajar Matematika juga mengalami peningkatan, dari yang semula 10 siswa saja yang mencapai KKM, pada siklus 2 ini berhasil naik menjadi 14 siswa yang mencapai KKM. Jadi ada kenaikan prosentase dari 40% menjadi 80%.


Daftar Pustaka

Ela Titi Sumarni dan Mansurdin. 2020.  Model Kooperative Learning Tipe STAD pada Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021, Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas VI -- Vol 1, Penulis : Tim Gakko Tosho, Penyadur : Zetra Hainul Putra, ISBN : 978-602-244-540-1

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021, Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas VI -- Vol 2, Penulis : Tim Gakko Tosho, Penyadur : Zetra Hainul Putra, ISBN : 978-602-244-540-1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun