Mohon tunggu...
M.Fuad Usman
M.Fuad Usman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Food Researcher and Developer

Big Ideas Are Nothing Unless They Are Shared

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mentalitas Tempe Goreng Sirnakan Visi Pak Habibie

12 September 2019   02:21 Diperbarui: 13 September 2019   09:32 3247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden BJ Habibie dan Ny Ainun Habibie (nomor dua dari kiri) mewawancarai keluarga TKI di Terminal Khusus Pemulangan TKI di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada 31 Agustus 1999. (Foto: KOMPAS/JB SURATNO)

Tapi karena bermental tempe goreng, sebuah negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia tekuk lutut pada tekanan IMF. Jika hal itu disoal sekarang, maka mereka yang terlibat menghentikan industri kebanggaan nasional waktu itu akan menjawab serempak: "Kita tak punya ruangan untuk bermanuver".  Sebuah jawaban klise. Karena mentalitas tempe yang mudah menyerah, kesempatan emas yang pernah dimiliki oleh Indonesia untuk menjadi negara industri baru sirna.

Kurang rasa patriotirsme dan berfikir pragramatis adalah jawaban yang tepat bagi mereka yang menyerah pada tuntutan IMF untuk merestrukurisasi PT.IPTN.  Kalau saja pengambil keputusan mau mengenang para pahlawan yang rela mengorbankan harta benda dan nyawa mereka demi kedaulatan bangsa, maka lain ceritanya.  Mereka pasti berjuang mati matian supaya tuntutan merestrukturisasi PT. IPTN bisa dinegosiasikan. Namun hal itu tidak terjadi. Negotiator kita payaaah, keberatan jas senang negosiasi di hotel mewah daripada di Gedung Joeang.

Kini sebuah pertanyaan besar muncul tentang blunder pemberhentian proyek N250 produksi PT.IPTN. Apakah keputusan tersebut murni penghematan APBN atau ada kepentingan bisnis dari negara kreditor menekan pemerintah?. Sekedar informasi, kreditor utama  yang memberi utang  Indonesia adalah Jepang. Kemungkinan besar perusahaan Jepang di era tahun 1998 mencium ada peluang bisnis di Industri pesawat terbang berpenumpang 60-80 orang.  Agar Indonesia tidak lebih dahulu masuk ke ceruk pasar itu, maka distop saja dulu. Buktinya raksasa industri mobil Jepang, Mitsubishi akan memproduksi MRJ90 tahun 2020. Di ikuti oleh Sukhoi Superjet 100 dari Rusia, dan Honda motor juga akan memproduksi pesawat jet pribadi berpenumpang 6 orang. Satu tipe dengan Pesawat  N250 yang akan diproduksi oleh PT. IPTN waktu itu. Wallahua'lam bish-shawabi.

Pak Habibie adalah seorang ilmuwan dan patriot sejati yang pernah dimiliki Indonesia. Mungkin di antara kita masih ingat, pak Habibie berpidato di New York selama berjam jam tanpa teks di depan industrialist Amerika. Beliau tidak meminta minta investor untuk datang ke Indonesia, tetapi menceramahi orang Amerika bahwa Indonesia adalah negara penting dalam percaturan politik dan ekonomi dunia. 

 Selamat jalan Pak Habibie.  Kegagalan demi kegagalan tak pernah menyurutkan tekad bapak terus mendorong bangsa Indonesia agar tetap optimis. Bangsa Indonesia  tak pernah menolak proyek N250 yang menjadi ikon IPTEK Indonesia, hanya segelintir  orang yang menolaknya. Meskipun bapak telah menghadap sang khalik,  energi positif yang terpancar di bola mata bapak saat bicara akan tetap menggelorakan semangat kami. Untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas demi satu tujuan; menganggkat derajat dan martabat bangsa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Jiwa yang tenang telah kembali keharibaan sang Khalik. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan bapak, menerima  semua amal ibadahnya, dan dijadikan kuburnya Raudhah min riyadhil jannah, Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun