Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok Pelakor Lebih Suka Lakor Ketimbang Bujang? Mungkin karena...

18 Desember 2020   08:19 Diperbarui: 18 Desember 2020   08:19 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelakor dari Freepik.com

Kekinian, sering kita dengar dan baca hingga gemas rasanya, artis atau skuter (selebriti kurang terkenal) menjadi viral gegara kedekatan intimnya dengan artis lain yang lebih dahulu ternama.

Mungkin bukan gegara prestasi, melainkan sensasi. Bukan pula karena tampangnya, apalagi tampang bisa didapat (baca: dipermak) dengan bantuan uang. Hari ini The Beast, besok menjelma jadi Babang Tamvan.

Yang masih jadi misteri, kok wanita-wanita semacam ini bisa tertarik bak magnet kepada pria-pria berkeluarga yang mungkin sudah tak lagi muda, perkasa, atau katakanlah di ambang paruh baya. Inilah beberapa analisa hasil kepo saya di dunia maya maupun nyata (pengalaman beberapa kenalan):

1. Mereka lebih berpengalaman soal wanita. Istri di rumah sudah ketebak sifatnya. Maka dirasa mudah saja dan pede untuk ambil hati wanita lainnya, sudah ada celah dan primbonnya.

2. Mereka merasa "berkuasa". Bila ada masalah, tinggal panggil pengacara. Sama ibunya anak-anak, paling bila kepergok diberi pilihan: dimadu atau berpisah. Anak tinggal pilih mau ikut yang mana, yang penting ada dananya.

3. Mereka punya "kharisma" yang konon hanya dimiliki pria dewasa yang berpengalaman. Pejantan Tangguh. Apalagi banyak pelakor yang berkilah, pria berkeluarga dan sudah berketurunan sudah pasti "lebih subur" daripada bujangan yang belum pasti atau belum jelas juntrungannya.

4. Jauh dari istri. Misalnya, istri jadi TKI, atau vice versa. Jadi, ada kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Dan ada kesempatan dan orang yang bersedia memenuhinya, tanpa perduli pada sejarah si suami.

"I don't care who you are where you from, don't care what you did as long as you love me.." kata lagu lama Backstreet Boys.

5. Alasan terklise: jodoh hanya sampai di sini. Jadi, lebih berbahagia dengan yang baru ini. Yang dulu, hanya masa lalu. Buang ke laut saja. 

Terlepas dari semua itu, tak ada satupun alasan di atas yang dapat dibenarkan. Mengambil pasangan atau jodoh orang lain, menyimpan karma tersendiri yang tak seorang manusiapun berkuasa mengubahnya, kecuali dengan kesadaran dan bertobat sepenuhnya di hadapan Yang Maha Kuasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun