Mohon tunggu...
Rana Sulthanah
Rana Sulthanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Sebagai seorang mahasiswi di program studi Teknologi Informasi (TI), saya memiliki kecintaan dan minat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya percaya bahwa teknologi informasi memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Selain itu, saya juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ilmuwan dan ulama. Saya tertarik pada penelitian dan pengembangan dalam bidang TI serta ingin menyelami lebih dalam dalam ilmu agama. Saya percaya bahwa kombinasi antara pengetahuan teknologi dan keilmuan agama dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam memecahkan tantangan dunia modern. Saya bersemangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam kedua bidang ini. Saya percaya bahwa dengan menjadi seorang ilmuwan dan ulama, saya dapat berperan dalam memberikan solusi dan pemahaman yang berlandaskan kebenaran dan kemaslahatan umat. Sebagai seorang mahasiswi di prodi TI dengan cita-cita menjadi ilmuwan dan ulama, saya berkomitmen untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sungguh-sungguh, serta menggali pengetahuan agama secara mendalam. Saya ingin mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jarimu Harimaumu: Perspektif Islam Dalam Menyikapi Hoax di Media Sosial

26 Mei 2023   11:52 Diperbarui: 26 Mei 2023   12:11 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hoaks atau berita bohong telah menjadi masalah yang meresahkan dalam perkembangan teknologi informasi dan media sosial di Indonesia. Dalam perspektif Islam, menyikapi hoaks dengan bijak sangatlah penting agar kita tidak terjebak dalam penyebaran informasi yang salah dan berpotensi menyebabkan kekacauan serta perpecahan dalam masyarakat.

Isu penyebaran hoaks di media sosial menjadi perhatian serius di Indonesia. Profesor Dr. Nasaruddin Umar, Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta, mengungkapkan bahwa dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, hoaks telah memasuki fase euforia di kalangan masyarakat. Penggunaan media sosial sebagai ladang utama untuk menyebarkan hoaks tanpa mempertimbangkan fakta telah menjadi suatu kegembiraan yang berlebihan bagi pemilik perangkat elektronik.

Data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menunjukkan adanya 800.000 situs penyebar hoaks di Indonesia. Bahkan, di tengah kondisi pasca pandemi Covid-19, penyebaran hoaks semakin meningkat dan menyebar dengan subur. Data terbaru menyatakan terdapat 1.401 konten hoaks dan disinformasi terkait Covid-19 yang beredar di masyarakat.

Hal yang memprihatinkan adalah bahwa berita fitnah yang berlabel hoaks ini dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk kalangan intelektual seperti doktor dan profesor. Mereka juga terpapar informasi yang belum tentu kebenarannya. Keberadaan hoaks ini sangat menyedihkan, menggelisahkan, dan bahkan memalukan bagi bangsa Indonesia.

Dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 6, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melakukan klarifikasi dan penelitian yang teliti terhadap suatu berita sebelum mempercayainya. Dalam konteks ini, "fasik" dan "berita" yang disebutkan dalam ayat tersebut dapat mencakup semua bentuk orang yang tidak bertanggung jawab dan semua bentuk berita yang tidak dapat dipercaya.

Dalam menghadapi hoaks, umat Islam perlu meningkatkan literasi media dan menjadi kritis dalam mengevaluasi informasi. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat penggunaan internet yang tinggi harus mewaspadai dampak negatif hoaks. Penyebaran berita bohong yang tanpa disadari disebarkan oleh pengguna media sosial inipun dapat menciptakan kebencian, permusuhan, dan bahkan ancaman terhadap keutuhan negara.

Sebagai umat Islam, kita perlu menjaga diri dari terjerumus dalam perilaku tercela yang dapat dipicu oleh hoaks. Hoaks sering kali menghasilkan permusuhan, adu domba, dan bahkan berpotensi menyebabkan disintegrasi bangsa. Penyebaran informasi yang salah juga dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, seperti yang terjadi dalam kasus penolakan protokol kesehatan Covid-19.

Rasulullah SAW dalam hadisnya mengingatkan kita bahwa menyampaikan berita yang tidak bisa dipahami oleh orang lain dapat menjadi sumber kerusakan dan kekacauan. Oleh karena itu, umat Islam perlu menghindari penyebaran berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kita harus berusaha membagikan kebenaran dan meninggalkan kebathilan dalam menggunakan media sosial.

Allah SWT juga mengancam para penyebar berita dusta dalam Al-Quran surah An-Nuur ayat 14-15. Berita bohong yang disebarkan dengan sengaja atau tanpa penelitian yang teliti dapat menyebabkan dosa dan hukuman yang besar di sisi Allah. Oleh karena itu, umat Islam harus berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menerima berita, tetapi selalu melakukan klarifikasi dan penelitian yang seksama agar informasi yang kita terima dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Keterkaitan antara penyebaran hoaks dan teknologi terletak pada peran teknologi informasi, khususnya media sosial, dalam memfasilitasi penyebaran hoaks dengan cepat dan luas. Teknologi telah mengubah cara kita mengakses dan menyebarkan informasi, dan media sosial memberikan platform yang mudah digunakan untuk berbagi konten kepada banyak orang dalam waktu singkat.

Dalam konteks ini, pemilik gadget atau perangkat elektronik memiliki kemudahan dan kegembiraan berlebihan dalam menggunakan media sosial. Mereka bisa dengan mudah menyebarkan hoaks tanpa mempertimbangkan kebenaran informasi yang mereka bagikan. Kecepatan dan kemudahan berbagi informasi di media sosial membuat hoaks dapat menyebar dengan cepat dan mencapai banyak orang dalam waktu singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun