Mohon tunggu...
Ramdiyah Luki
Ramdiyah Luki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ordinary person who want to share anything i know, that can be useful for others, no matter how small, no matter how simple

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Telaga Renjeng, antara Mitos dan Mistis

5 Januari 2016   20:49 Diperbarui: 5 Januari 2016   22:03 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apa yang kamu bayangkan bila mendengar kata telaga..? Suasana sejuk, tenang dan panorama indah pastinya. Apalagi bila telaga itu masih belum tersentuh tangan manusia, masih sangat alami. Tentu sangat menarik untuk dikunjungi. Terutama bagi kamu yang memiliki minat khusus (baca: pencinta alam).

Nah., salah satu telaga yang masih terlihat perawan meskipun lokasinya sangat mudah dijangkau karena tepat disisi jalan menuju desa pandansari kecamatan paguyangan kabupaten Brebes adalah Telaga Renjeng.

Meskipun telaga ini memiliki pesona yg indah dan lokasi yang strategis, namun situs ini belum dikelola (baca : dieksploitasi) secara maksimal sebagai tempat wisata oleh pemerintah daerah setempat. Namun justru disitu letak keistimewaan telaga ini.

Telaga renjeng telah lama menjadi objek wisata, situs ini telah ditetapkan sebagai cagar alam sejak pemerintahan kolonial Belanda. Tidak seperti telaga wisata pada umumnya, disini kamu tak akan menjumpai perahu atau rakit yang dapat membawa kita sampai ketengah atau mengelilingi telaga ini. Bahkan di tepi telagapun tak terdapat area utk pengunjung bermain atau sekedar duduk duduk dibibir telaga.Sejauh mata memandang, hanya air tenang dikelilingi rimbunan pepohonan yg terlihat. Dan yg paling istimewa dari telaga ini adalah ikan ikan berukuran besar yang akan bergerombol mendekati pengunjung bila kita datang membawa makanan, sprt roti atau snack yang kita lempar ke tepi telaga. Menikmati sejuknya hawa pegunungan dan indahnya telaga yang tenang sambil bercengkrama dengan ikan ikan penghuni telaga, sungguh mengasyikan.., apalagi saat berjalan ke tepi telaga, kita akan melewati lahan gambut. Seperti rumput tebal yang mengapung diatas air, saat dipijak akan bergoyang goyang, rasanya ngeri ngeri sedap..he.he
Buat kamu yang berbobot agak berlebih (baca : gendut), sebaiknya jangan coba melewati lahan gambut ini, karena khawatir akan terperosok kedalam air.

Antara Mitos dan Mistis

Saat saya berkunjung, yang saya jumpai disana adalah jenis ikan emas berukuran besar, ada yang berwarna merah, kuning keemasan dan hitam. Terdapat juga beberapa ikan lele besar yang hanya sesekali muncul kepermukaan tepi telaga.


Dulu ikan yang terdapat ditelaga ini hanya ikan lele, dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai yang sangat besar dan jumlahnyapun ribuan bahkan jutaan. Konon, ikan lele tersebut merupakan jelmaan mahkluk penunggu telaga, sehingga tak seorangpun berani mengambil ikan lele ditelaga ini. Karena menurut mitos yang diyakini warga sekitar, setiap pengunjung yang berani mengambil ikan ditelaga ini akan jatuh sakit atau tertimpa musibah yang bertubi tubi.

Mungkin itulah yang menyebabkan populasi ikan tersebut semakin hari semakin bertambah. Namun anehnya kadang ikan lele ini spt hilang entah kemana, kadang muncul dengan jumlah yang tak terhitung banyaknya. Karena itulah berkembang mitos, apabila kita datang ketelaga ini dan menjupai ikan lele yang besar dan banyak, pertanda kita akan mendapat rezeki yang banyak dan besar, demikian sebaliknya, bila ikan yang datang sedikit dan kecil, itu pertanda rezeki yang akan kita dapat sepulang dari telaga ini sedikit.


Sayangnya sekitar tahun 2010, ikan ikan lele ini hilang entah kemana, ada yang menduga ikan lele itu mati terkena air telaga tercemari oleh limbah dari obat pertanian (pestisida).Namun penduduk sekitar maupun penjaga tegala tak menjumpai bangkai ikan ikan lele tesebut. Tersebar cerita dimasyarakat, jikalau ikan ikan tersebut berubah menjadi tikus. Mungkin cerita mistis tersebut berkembang dikarenakan mewabahnya hama tikus sejak hilangnya lele lele penunggu telaga. Karena itulah sebagian petani yang percaya akan cerita mistis ini, kerap mengambil air telaga dan dipercikan ke sawah mereka guna mengusir tikus tikus tersebut. Hmm..kira kira, kenapa ya kok tikusnya malah takut dengan air telaga, mungkin takut berubah jd lele lagi kali ya.. @sotoy mode on :)

Meskipun tidak terdapat fasilitas apapun ditepian telaga, kamu tak perlu khawatir, diluar pagar, tepatnya disebrang jalan yang membatasi telaga, banyak berjajar pedagang makanan yang meyediakan tempat duduk untuk beristirahat, ada juga fasilitas toilet umum meskipun sederhana. Bukan cuma itu, persis dibelakang warung makan yang berjajar ada hutan pinus nan indah, kamu bisa ber selfie ria disitu.

Walau mengasykan, tapi jangan berlama lama disini. Karena masih ada destinasi lagi yang wajib dikunjungi di desa Pandansari ini, yaitu Perkebunan teh Kaligua, simak ceritanya direportase berikutnya yaa..., yuk ah kita ke kaligua..cusss.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun