Mohon tunggu...
Rambang Basari
Rambang Basari Mohon Tunggu... Freelancer - Enterpreneur

Menciptakan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang adalah impian saya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Strategi dan Anggaran Menghambat Penyebaran Corona

23 Maret 2020   16:18 Diperbarui: 23 Maret 2020   16:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Corona begitu mendasyat mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia baik dalam keseharian maupun perekonomian.Banyak yang bilang Indonesia terlambat mengantisipasi dan opini-opini kontra lainnya, tapi menurut saya itu kita evaluasi nanti, saat ini paling penting adalah bertindak untuk menekan penyebaran virus corona.

Beberapa hal sudah tepat dilakukan pemerintah seperti, menutup bandar dari 8 negara terkontaminasi corona, menyiapkan wima atlit, memesan obat dan alat tes cepat, mengajak relawan medis berpatisipasi.

Namun karena virus corona terlanjur menyebar di Indonesia khususnya DKI Jakarta ada beberapa hal yang perlu di tambahkan untuk menghambat penyebaran, agar anggaran tidak terbuang sia-sia hal tersebut dapat dilakukan dahulu di Jakarta sebagai trial error dan daerah penyebaran terluas. Hal-hal yang dapat di lakukan adalah:

  • Menggunakan 44 Drone Siram

Drone ini dapat membawa cairan sebanyak 10 liter disinfektan, drone ini harusnya sudah tersedia di 44 kecamatan di DKI Jakarta untuk menstrerilisasi pemukiman -- pemukiman baik yang besar maupun padat, sehingga dapat menghambat penularan virus corona. Dengan menggunakan drone siram strelisasi dengan disinfektan akan 10 -- 20 kali lebih cepat dan mudah, dengan cakupan 7-10 hektar per jam. Penggunaan drone juga bisa bekerjasama dengan APDI (asosiasi pilot drone Indonesia) agar efektif dan efesien. Biaya yanga dibutuhkan untuk penyediaan drone ini tidak besar untuk drone JI Agras MG 1 sekitar Rp. 200 juta per drone atau 8.8 Milyar untuk wilayah DKI Jakarta.

  • Menyediakan 2,5 juta liter disinfektan

Kesediaan disinfektan juga penting apabila melihat mengacu penggunaan 10 liter petisida  pada tanaman dapat mencakup 3.000 meter maka dengan luasan DKI Jakarta 664.100.000 meter dibutuhkan 2.213.000 -- 2.500.000 liter disinfektan. Melihat harga disinfektan yang mencapai Rp 30.000 per liter (Harga Pabrikan Partai Besar) saat ini maka dibutuhkan dana hanya sebesar kuran lebih Rp. 66.4 milyar -- 75 milyar, namun pemerintah dengan akses dan powernya tentunya bisa lebih murah.

  • Menyediakan 11 juta masker dan rubber glove. 

Benar apa yang dikatakan Pak Menteri Terawan yang menggunakan masker yang sakit saja, namun permasalahannya banyak orang yang membawa virus corona tapi tidak menyadari karena tidak adanya gejala-gejala yang timbul atau karena gejala yang timbul seperti flu biasa, sehingga saat orang telah mengkontaminasi banyak orang disekitarnya tanpa di sadari. Oleh karena itu jika seluruh masyarakat menggunakan masker dan rubber glove penularan virus corona dapat lebih ditekan. Mengaju kepada informasi di kata data jumlah masyarakat DKI Jakarta 2019 ada 10.5 jt orang, oleh karena itu daapt diestimasi dibutuhkan 11 juta masker dan rubber glove, dengan harga satuan masker kimia farma Rp. 2.500 per pcs dan harga sarung tangan karet Rp. 1.000 di pasaran atau total Rp. 3.500 per pasang, maka dibutuhkan anggaran Rp. 38.5 Milyar.

Pencegahan-pencegahan di atas apabila dijumlah membutuhkan anggaran Rp. 104,998 sampai dengan Rp. 113,558 milyar. Biaya yang tidak terlalu besar sebenarnya untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta. 

Hal ini harus cepat dilakukan karena sebentar lagi akan memasuki musim idul fitri dimana masyarakat Jakarta akan berbondong-bondong ke daerah dan dapat membawa virus corona sehingga penyebaran menjadi semakin luas dan sulit di tahan.

Terkait pendaan Pemerintah DKI Jakarta dan Pusat memiliki anggaran cukup dan legislatif harus memberikan kemudahan pemerintah untuk melakukan fungsi alih anggaran yang ada untuk pencegahan corona. 

Apabila hal tersebut menurut undang-undang tidak mungkin saran saya Pak Anis bisa menggerakan masyarakat, public figure, tokoh-tokoh nasional dan pengusahan untuk swadaya dalam menjalankan program pencegahan ini. 

Saya amat yakin masyarakat akan mendukung. Apabila Pemerintah merasa tidak ada yang dapat mengelola karena seluruh personil ASN sedang sibuk melawan corona, saya dan ribuan masyarakat lainnya siap mendukung untuk merealisasikan hal tersebut.

Agar pencegahan ini bisa efektif, Pemerintah DKI Jakarta harus menjaga pintu masuk dari berbagai daerah ke Jakarta khususnya dari Bandara, agar tidak ada pembawa virus corona baru memasuki DKI Jakarta tanpa diketahui dan menjangkit banyak masyarakat DKI Jakarta lagi.

Kepada pembaca yang sepakat dengan saya, tolong bisa menyebarkan informasi ini agar dapat didengar Pemerintah DKI Jakarta dan Pusat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun