Mohon tunggu...
Muhammad Ramadhani Kesuma
Muhammad Ramadhani Kesuma Mohon Tunggu... Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman

Financial Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Business Intelligence : Dari Data Mentah ke Keputusan Cerdas

13 Maret 2025   05:47 Diperbarui: 13 Maret 2025   05:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Diolah Penulis

Bayangkan Anda berada di tengah lautan data yang luas dan tak berujung—angka-angka penjualan, jadwal perkuliahan, hingga catatan kehadiran teman sekelas bertebaran tanpa arah. Di tengah kebingungan itu, Business Intelligence (BI) hadir layaknya kompas modern yang menuntun Anda menuju keputusan cerdas. BI bukan sekadar teknologi, melainkan cara cerdas untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data agar menjadi wawasan yang bisa langsung dipakai. Menurut Sirin (2017) dan Liu et al. (2016), BI berperan besar dalam menjembatani data tak terstruktur dengan strategi operasional yang terinformasi, membantu organisasi membuat keputusan strategis dan meningkatkan posisi kompetitif mereka di industri.

BI hadir dengan misi mulia: mengubah data mentah menjadi kekuatan nyata. Tujuannya sederhana namun impactful—meningkatkan efisiensi, mendukung keputusan berbasis fakta, dan memberikan keunggulan kompetitif. Misalnya, sebuah kafe kampus bisa memanfaatkan BI untuk melihat pola pembelian kopi dan memastikan stok cukup saat lonjakan Senin pagi tiba. Komponen inti BI jadi fondasi petualangan ini. Ada data warehousing, gudang besar yang menyimpan data dari berbagai sumber agar mudah diakses, dan proses ETL (extract, transform, load) yang merapikan data mentah jadi bentuk siap analisis. Liu et al. (2016) dan Kalathas et al. (2021) menegaskan bahwa komponen ini mempercepat pengambilan data dan memastikan integritasnya, sehingga organisasi bisa bergerak lincah menghadapi tantangan pasar. Dengan alat-alat ini, data tak lagi jadi beban, tapi justru sahabat setia pengambil keputusan.

Petualangan BI semakin seru dengan kehadiran teknologi canggih. Teknik seperti augmented analytics dan natural language processing (NLP) membawa BI ke level baru dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML). Bayangkan bertanya, “Apa tren penjualan bulan ini?” langsung ke sistem BI, lalu jawabannya muncul seolah Anda ngobrol dengan teman. Afsaruddin et al. (2023) mencatat bahwa augmented analytics mengotomatiskan persiapan data dan prediksi, sementara NLP mempermudah pengguna awam berinteraksi dengan tools seperti Tableau atau Power BI. Tools ini sendiri jadi bintangnya—dari dashboard interaktif Power BI yang memvisualkan data secara cantik hingga kemampuan Tableau mengolah informasi kompleks. Teknologi ini tak hanya mempercepat analisis, tapi juga membuka pintu bagi siapa saja untuk jadi “ahli data” tanpa perlu keahlian teknis mendalam.

Di dunia nyata, BI bersinar melalui aplikasinya yang praktis. Decision support systems (DSS) menyediakan laporan ringkas untuk membantu keputusan, sementara predictive analytics memanfaatkan data masa lalu untuk meramal masa depan—misalnya, kapan stok kafe kampus bakal habis. Mathrani (2021) dan Yin & Fernández (2020) menyoroti bahwa DSS memperkuat fungsi organisasi, sedangkan analisis prediktif memberi kekuatan proaktif yang krusial di bidang seperti kesehatan atau pemasaran. Yang lebih menarik, BI mendukung analisis data secara real-time. Bayangkan dosen bisa langsung tahu berapa mahasiswa yang submit tugas hari ini, lalu menyesuaikan deadline jika perlu. Dengan BI, keputusan tak lagi terpaku pada masa lalu, tapi lahir dari informasi terkini.

Tapi, tak semua bagian petualangan ini mulus. Ada tantangan besar seperti kualitas data yang buruk atau organisasi yang belum siap. Data yang salah input bisa mengacaukannya semua—stok kopi jadi kebanyakan sampai basi, misalnya. Jones et al. (2016) dan Kalathas et al. (2021) menekankan bahwa data berkualitas adalah nyawa BI, sementara kesiapan organisasi menentukan keberhasilannya. Untungnya, tren masa depan menawarkan solusi cerdas. Self-service BI memungkinkan pengguna biasa menganalisis data tanpa ribet, dan integrasi dengan Internet of Things (IoT) membawa data real-time dari perangkat seperti sensor kampus. Ini berarti wawasan cepat dan akurat jadi lebih mudah dijangkau, menjaga organisasi tetap gesit di era yang serba dinamis.

Bagi mahasiswa Sistem Informasi Manajemen, BI adalah lebih dari sekadar mata kuliah—ini adalah tiket untuk menguasai dunia data. Dengan memahami tools dan cara kerja BI, Anda bisa menerapkan pemikiran analitis pada masalah nyata, sebuah keterampilan yang kian dicari di berbagai industri. Yin & Fernández (2020) menyatakan bahwa pendidikan BI membekali mahasiswa untuk menavigasi lanskap data yang rumit, membawa dampak strategis bagi organisasi di era informasi. Dari kafe kampus hingga perusahaan raksasa, BI mengubah cara kita melihat data—bukan lagi tumpukan angka, tapi cerita yang siap menginspirasi langkah besar.

Sekarang, bayangkan dunia di mana setiap keputusan Anda didukung oleh wawasan tajam, setiap langkah dihitung dengan presisi, dan setiap data punya cerita untuk diceritakan. Business Intelligence membawa kita ke sana, tapi petualangannya belum selesai. Apa yang menanti di balik layar dashboard canggih atau di ujung algoritma prediktif berikutnya? Mungkin jawabannya ada di tangan Anda—atau di data berikutnya yang Anda gali.

References :

Afsaruddin, A., Agrawal, D., & Nayak, S. (2023). An optimized approach for maximizing business intelligence using machine learning. International Journal on Recent and Innovation Trends in Computing and Communication, 11(8), 72-80. https://doi.org/10.17762/ijritcc.v11i8.7925

Jones, S., Cournane, S., Sheehy, N., & Hederman, L. (2016). A business analytics software tool for monitoring and predicting radiology throughput performance. Journal of Digital Imaging, 29(6), 645-653. https://doi.org/10.1007/s10278-016-9871-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun