Seri 1-Filsafat Logika, Membaca Semesta Dengan Akal
Episode 5-Skeptisisme: Saat Semua Diragukan
Skeptisisme adalah sikap atau pandangan yang meragukan klaim atau informasi, terutama jika belum memiliki dasar bukti yang kuat. Ia bukan sekadar sifat "tidak percaya", tapi metode untuk mengguncang keyakinan agar akal tidak mudah diperdaya oleh kebohongan yang dibungkus kepastian.
Secara garis besar, skeptisisme bisa dibagi menjadi empat jenis utama:
1. Skeptisisme Kehidupan Sehari-Hari
Ini adalah keraguan dalam menilai klaim sehari-hari. Misalnya, saat sebuah iklan menyebut produknya "terbaik di dunia" dengan cara bombastis, sikap skeptis membuat kita berpikir: "Kalau memang terbaik, mana buktinya?"
Sikap ini bukan untuk menolak semua klaim, tetapi untuk memastikan kita tidak mudah terjebak pada promosi, opini, atau janji kosong.
Sering kali, manusia mudah terpukau oleh mayoritas. Ketika banyak orang percaya sesuatu, kita cenderung ikut percaya tanpa memeriksa. Di sinilah skeptisisme menjadi pelindung: ia memaksa kita bertanya, "Benarkah ini fakta, atau hanya ikut-ikutan?"
2. Skeptisisme Filosofis
Dalam filsafat, skeptisisme menyasar pengetahuan mendasar -empiris maupun metafisik. Tokoh seperti Ren Descartes terkenal dengan metode skeptisnya: ia meragukan semua hal, termasuk dunia luar dan bahkan keberadaan dirinya sendiri. Ia membayangkan: "Mungkin semua ini hanya mimpi, atau tipu daya iblis."