Indonesia akan memiliki ajang kemewahan baru looo, bertajuk berada di puncak Candi Borobudur. Yaks, selain menonton balapan motor di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, Destinasi Super Prioritas berikut nya yang akan memberi titel 'mewah' ialah puncak candi Borobudur dimana terletak stupa.
Kenapa bisa disebut "Ajang Kemewahan Baru ?"...oke kita bahas dulu dari awal apa sih penyebabnya...
Candi Borobudur merupakan mahakarya nenek moyang kita yang bisa kita nikmati sampai hari ini. Sebagai struktur bangunan, Candi Borobudur merupakan bangunan kolosal berseni tinggi.Â
Sepanjang dindingnya menggambarkan ensiklopedi visual mulai dari teras ke-1 hingga teras ke-6 memuat sekitar 1.460 panel relief cerita dan 1.212 panel relief dekoratif mengenai lima kisah keagamaan berlatarkan Mahayana Buddhisme.
Ada yang mengagetkan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menyangkut tiket masuk Candi Borobudur yang nilainya naik begitu melejit bagaikan roket Elon Musk.
Sabtu, 4 Juni 2022, berbagai media mainstream mengutip ucapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan bahwa ; tarif baru tiket masuk untuk wisawatan domestik sebesar Rp.750 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara senilai 100 dolar AS. Adapun khusus untuk pelajar, biaya nya hanya 5.000 rupiah saja.
Eeeitts, jangan shock dulu. Tiket Rp 750.000 itu adalah tiket naik ke atas stupa candi. Tiket masuk kawasan Candi Borobudur tidak mengalami kenaikan, yaitu Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak.
Saat ini, pengelola Candi Borobudur menetapkan tarif masuk  sebesar Rp.25 ribu untuk pengunjung anak usia 3-10 tahun dan Rp.50 ribu dewasa. Sedangkan, harga tiket untuk WNA sebesar 25 dolar AS atau sekitar Rp.365 ribu per orang dewasa dan 12 dolar AS untuk anak-anak.Â
Ternyata, kenaikan harga tiket ini pun diiringi dengan pembatasan jumlah pengunjung Candi Borobudur menjadi hanya 1.200 orang per hari. Alasan diambil kebijakan tersebut demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Nantinya demi menyerap lapangan kerja sekaligus menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap situs candi Buddha terbesar di dunia itu, para turis diharuskan menggunakan pemandu lokal di kawasan Borobudur.