Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Destinasi Wisata Pelet Marongge: Ketika Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

20 Desember 2020   13:38 Diperbarui: 4 November 2021   14:49 12948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Gerbang menuju komplek makam Marengge, Sumedang I Sumber foto dokpri

Aura mistis terasa. Bulu kuduk berdiri, merinding. Tubuh ini berada diantara jejeran makam yang tak tersusun rapi didepan sebuah bangunan, yang juga didalamnya terdapat beberapa makam kramat. 

Makam kampung ini begitu dikramatkan. Kumpulan orang beristirahat di sebuah gubuk. Ada sekitar kurang lebih 10 orang disana. Ada apa gerangan? Komplek kuburan Marongge yang daku (saya) datangi.

Marongge oleh warga Sumedang dikenal sebagai tempat bagi yang tertarik untuk mendapatkan keampuhan pemikat ilmu pelet. Konon, berdasarkan cerita rakyat, pelet Marongge amat manjur dan orang yang dituju bisa klepek-klepek terkena api asmara.

Sejak lama, wisata pemikat asmara atau wisata ziarah Marongge yang berlokasi di Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Sumedang amat populer. Bahkan banyak orang yang datang dari berbagai daerah mengunjungi komplek makam ini.

Daku sebetulnya datang ke Marongge karena sebuah tugas dari kegiatan marathon menulis yang diselenggarakan oleh Bitread Publishing berkerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang. 

Kegiatan marathon menulis ini diberi judul Writingthon Sumedang, Paradise in West Java yang diselenggarakan selama 3 hari dari 17 s/d 19 desember 2020. 

Bukan daku yang mendapat tugas mengulas Makam Marongge, tapi salah-satu peserta Writingthon Sumedang yang bernama Wulan. Kebetulan daku satu kendaraan dengan Wulan dan satu orang peserta lain dari Aceh yang bernama Azrul. 

Daku mendapatkan tugas menceritakan instagramable nya Panenjoan dan kampung Buricak Burinong dan Azrul mengulas keindahan Tanjung Duriat dan Tegal Jarong.

Saat berada disana, jumat, 18 Desember 2020, kami mendengar langsung dari beberapa peziarah yang bersedia memberi keterangan kenapa mereka mau datang ke komplek makam Marongge. Berbagai cerita kami dengar dengan berbagai tujuan ziarah ke Marongge

Bagi yang datang untuk tujuan mendapatkan khasiat pelet atau pemikat asmara tidaklah mudah. Para pencari ajian pemikat ini wajib melakukan ritual merendam tubuhnya di Sungai Cilutung pada waktu tengah malam. Sungai tersebut berjarak 400 meter dari lokasi makam keramat, begitu yang disampaikan oleh salah-satu peziarah.

Di akhir ritual, peminat ilmu pelet diwajibkan melepaskan pakaian dalam masing-masing, lalu menghanyutkannya di sungai. Hal ini merupakan simbol buang sial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun