Mohon tunggu...
Rakhmasari Kurnianingtyas
Rakhmasari Kurnianingtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba melukis cerita lewat aksara

belajar dari mendengarkan dan melihat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Nasihati Aku di Sini

9 April 2022   09:31 Diperbarui: 9 April 2022   09:40 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gadis Dinasihati (Foto : pixabay.com/darksouls1)


Heh... Kok kamu gitu sih...
Masak kamu ngga sopan sama orang tua?

Seorang temanku memotong pembicaraan temanku yang lain saat kami sedang berkumpul dalam satu perbincangan. Kami sedang mendengarkan dia menceritakan pengalamannya dengan seseorang.

Seketika dia menghentikan ceritanya. Wajahnya yang tadinya bersemangat langsung berubah tidak nyaman. Kami semua menyadari atmosfer berbeda yang datang tiba-tiba. Semua berusaha untuk bersikap biasa dan mengalihkan topik pembicaraan agar suasana kikuk lekas beranjak.

Mengemukakan pendapat kita tentang seseorang itu ternyata membutuhkan ilmu juga. Bukan ilmu yang harus dipelajari di bangku sekolah, tetapi ilmu yang bisa kita ambil dari kata-kata orang bijak.

Imam Syafii pernah berkata :

"Nasihati aku ketika sendiri, jangan nasihati dikala ramai. Karena nasihat dikala ramai itu, bagai hinaan yang melukai hati"

Ilmu berkomunikasi juga bisa kita pelajari dari mengamati sekeliling. Sesuatu yang bisa kita ambil nilai-nilainya dari melihat, mendengar dan merasakan. Apa yang kita temui adalah guru terbaik.

Bagaimana kita melihat seseorang yang merasa dipermalukan jika ditegur di depan umum, bisa membuat kita berkaca. Sangat tidak etis menyampaikan kekurangan seseorang disaat banyak orang lain sedang memperhatikan kita. Itu akan merendahkan harga diri dan akan menjadi suatu pengalaman buruk sepanjang hidupnya.

Tidak semua orang bisa menerima kekurangannya dibuka. Walaupun itu adalah sebuah kenyataan yang dia sendiri mengakuinya, namun tidak sepantasnya seseorang membuat hal itu menjadi sesuatu yang wajar sebagai bahan tertawaan. 

Situasi ini berlaku bagi semua kalangan. Tidak hanya orangtua, anak-anak pun sudah bisa merasakan suatu ketidaknyamanan bila ditegur tentang kesalahannya di depan umum. Mereka akan merasa malu, dan teguran atau nasihat kita justru menjadi sesuatu yang sia-sia, tertutup oleh rasa sakit hatinya.

Alangkah bijaknya jika kita bisa memilih waktu yang tepat serta kata-kata yang halus dan sopan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Dan lebih penting lagi, berkacalah dulu sebelum bicara. Bagaimana sikap kita sebelum kita menilai kekurangan orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun