Mohon tunggu...
Rakhmad Permana
Rakhmad Permana Mohon Tunggu... -

Seorang muslim yang belajar menulis dan berbagi ilmu "Life should be meaningfull like the sun "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

7 (Tujuh)

11 September 2012   03:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:39 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu pagi yang bening .

Semuanya sudah dikemasi . Rantang,arit,linggis dan pacul sudah dibawa . Penampilannya juga sudah sempurna dengan pakaian khas orang yang mau pergi kesawah (bukan orang-orangan sawah) . Joko satuju sudah siap pergi mencari sesuap nasi . Susuap nasi hasil berpeluh dengan hamparan sawah yang luas milik majikannya . Semata-mata ini semua ia lakukan demi cinta dan mimpi-mimpinya —keluarga tercinta .

***

Pria ini biasa di panggil tuju . Nama lengkapnya joko satuju . Anak ketujuh . Lahir tanggal tujuh bulan tujuh seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh . Dan kini dia dikarunia tujuh orang anak dari satu istri (istri masih satu ) . Dia pria yang ulet . Sebelum adzan subuh berkumandang , dia sudah pergi ke pasar untuk menjual sayur-sayur segar yang ia tanam sendiri . Sehabis shalat subuh mushola yang ada di sekitaran pasar , ia langsung pulang dan bersiap ke sawah majikannya .

Cangkul dan arit adalah senjatanya . Linggis adalah pijakannya . Rantang nasi adalah energi cinta dari istrinya . Begitulah satuju . Pria sederhana yang berkerja keras demi cinta dan mimpinya . Meskipun begitu , ia tak pernah mengeluh . Meskipun begitu , ia tak pernah menyerah . Dan meskipun begitu , mimpi-mimpinya masih tergores tajam dalam intuisinya . Ia ingin menabung untuk membeli sawah yang luas . Itu selalu ia usahakan . Dari hasil jerih payahnya yang telah di potong biaya hidup , selalu disisikannya untuk ia tabung . Ia yakin mimpinya pasti tercapai . Karena Tuhan selalu mengangkat mimpi-mimpi hambanya yang mau bekerja keras . Keajaiban itu benar adanya .

Sambil mengangkat tanganya ia berteriak : “Tuhan angkatlah mimpi-mimpiku sampai langit yang ketujuh.”

7-7-7

By : @rahmad_mercy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun